Bangunan Cagar Budaya

Museum Lingkungan Batik “JOGLO CIPTO WENING”


Bangunan Cagar Budaya

Museum Lingkungan Batik “JOGLO CIPTO WENING”

Ada

Kolonial Belanda

Tradisional

2004

-

Panjang : Lebar :

Panjang : Lebar:

-

       Museum digagas ibu Heridiana Sri Kaidah Bondan Gunawan (putra pertama bapak Soejadi) bersama kelompok Pencinta Batik ”Sekar Jagad” memanfaatkan Omah Koelon sebagai Museum Lingkungan Batik yang disepakati oleh keluarga besar Trah Prodjowijono.
•       Pada bulan Maret 2004 diperkenalkan dengan sebutan “Joglo Cipto Wening” oleh komunitas pencinta batik “Sekar Jagad” untuk dikembangkan sebagai “Museum Lingkungan Batik Imogiri”.
•       Sebutan Omah Kulon tetap digunakan oleh keluarga “Trah Prodjowijono” hingga sekarang, selain Joglo Cipto Wening oleh komunitas batik dan para tetangga.
•       Pada tanggal 18 Maret 2004, “Museum Batik Lingkungan Imogiri” dibuka secara resmi oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

-

Penetapan Cagar Budaya
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

Belum Ditetapkan

-

-

Nasional

-

-

-

Internasional

-

-

-

Penghargaan Cagar Budaya
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

-

-

-

Nasional

-

-

-

General
Pemilik dan Pengelola

Nyonya Bondan Gunawan

Keluarga Besar Trah Prodjowijono

Bantul

Banguntapan

Singosaren

-

-

-

Dusun Ketandan Tengah Jalan Rt. 08

Lokasi

Bantul

Imogiri

Imogiri

Jalan Ketandan Tengah Jalan Rt. 08

Penelitian yang Pernah Dilakukan

-

-

-

-

Kondisi Bangunan
Arsitektur

Sedang

·       Omah Koelon sebagai tempat Museum Lingkungan Batik ”Joglo Cipto Wening” pernah mendapat penghargaan Pelestarian Warisan Budaya tingkat Propinsi dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kategori rumah tinggal perorangan pada tanggal 30 Oktober 2004.
·       Harapan/pesan Gubernur DIY ketika meresmikan museum:
1.      Museum harus dapat memberikan pengertian dan pemahaman kepada generasi muda agar termotivasi mempelajari budaya daerah dan bangsa, termasuk belajar membatik.
2.      Pemakaian busana batik tidak cukup untuk melestarikan batik, karena batik dan coraknya harus menjadi bahan penelitian.
3.      Batik merupakan hasil seni yang menjadi wahana menuangkan isi hati nurani pembatiknya. 
4.      Perkembangan batik juga dapat untuk merunut perkembangan suatu daerah.
5.      Permulaan batik di Bantul diyakini berasal dari Bambang Lipuro. Pada awal perkembangan Kerajaan Mataram, daerah ini menjadi basis pertahanan dalam penyelesaian permasalahan tanah perdikan. Para pembatik keraton melakukan kegiatan membatik di daerah ini.
6.      Museum lingkungan batik di Imogiri mampu mendongkrak kehidupan pengrajin, sekaligus memberikan motivasi pemuda untuk belajar membatik.

Struktur

Sedang

-

Keterawatan

Sedang

-

Gambar/ Video
GAMBAR

Tidak ada gambar.


VIDEO

Tidak ada video.

Keterangan Tambahan

 

 

Tahun Data : 2019
Terakhir Update : 22 November 2019 - 16:56:30