Bangunan Indis Jalan Tegal Gendu Nomor 28
Ada
Kolonial Belanda
Cina
1956
-
Panjang :- Lebar : -
Panjang : - Lebar: -
-
ANSOR’S SILVER sebagai toko sekaligus workshop kerajinan perak di Kawasan Kotagede berdiri tahun 1956. Pemilik sekaligus Pengrajin perak dari perusahaan ini adalah Bapak Ansor Karto Utomo.ANSOR’S SILVER menempati bangunan Gedung yang sudah cukup tua dan unik yang beralamatkan di Jl. Tegalgendu No. 28, Kotagede Yogyakarta 55142.
Bangunan ANSOR’S SILVER pada awalnya milik seorang saudagar kaya di Kotagede dari suku Kalang yang bernama Prawiro Soewarno.Beliau Bersama isteri tidak hanya saudagar perak dan emas saja, melainkan juga bergerak di perdagangan rempah-rempah dan pegadaian.
Berkaitan dengan pekerjaan dan usahanya, Prawiro Soewarno sering bepergian ke luar negeri , terutama ke Eropa dan Cina. Dengan seringnya ke luar negeri inilah arsitektur rumah yang dibangun oleh Prawiro Soewarno di Kotagede sedikit banyak terpengaruh oleh arsitektur Eropa dan Cina.Pengaruh arsitektur Eropa terutama pada type jendela krepyak, kaca patri, type kolom dan lengkungan, penggunaan konsol dari besi. Arsitektur Cina berpengaruh pada penggunaan kosen denganukuran besar, type ukiran, type motif tegel dan tempelan keramik pada tembok.
Tata ruang ANSOR’S SILVER ada sedikit perubahan sesuai dengan system adaptive reused yang dipakai. Sebagai contoh perubahan dari Gadri menjadi ruang workshop (peragaan), serambi kiri Pendhapa dan Dalem Ageng sebagai perkantoran dan sebagainya. Namun kesemuanya masih dalam batas toleransi, satu dan lain disebabkan pemilik bangunan tidak merubah system konstruksi dan bahan asli penyusunnya.
-
-
-
Belum Ditetapkan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ansor Karto Utomo
ANSOR'S SILVER
Yogyakarta
Kotagede
Prenggan
-
-
-
Dusun - Jalan Tegal Gendu Nomor 28
Yogyakarta
Kotagede
Prenggan
Jalan - Jalan Tegal Gendu Nomor 28
-
-
-
-
Baik
Pemilik awal bangunan ini mempunyai ide yang unik , namun tetap santun untuk mentaati kaidah arsitektur masing-masing gaya bangunan.
Bangunan induk (Pendhapa, Dalem Ageng, dan Gadri) tetap mentaati kaidah arsitektur Jawa. Pendhapa dan Dalem Ageng murni berbentuk Joglo
Lawakan.
Dalem Ageng masih lengkap dengan gebyog tiga pintu untuk senthong tengah, senthong tengen, dan senthong kiwa.
Di kanan – kiri Pendhapa sampai Dalem Ageng dibuat bangunan memanjang. Pada saat ini bangunan sisi kiri difungsikan sebagai kantor, sedang bangunan memanjang di sisi kanan dimanfaatkan untuk area display. Keunikan bangunan samping kanan ini dibuat bertingkat dengan membuat loteng di atas untuk kamar pribadi penghuni rumah
Bangunan di sebelah kanan (timur) bangunan induk yang dipisahkan dengan halaman mempunyai gaya campuran Jawa, Indis, dan Cina.
Pemilik menyadari bahwa di luar bangunan induk , memungkinkan untuk menerapkan perubahan arsitektur yang masih di dalam koridor gaya arsitektur sesuai nederi asal arsitektur tersebut yang telah disesuaikan dengan iklim tropis Indonesia.
Baik
Ornamen dan ragam hias yang ada pada bangunan sebagian besar masih sesuai dengan kaidah dan filosofi nya.
Misal :
a) Pada bangunan tradisional Jawa (Pendhapa dan Dalem Ageng)
Ornamen pokok seperti dhadha paèsi, sesantën, nanas an, ukiran pada tebeng pintu masih lengkap dan utuh.
Kearifan lain dari pemilik awal bangunan ini adalah keengganan dan rasa hormat kepada Raja dan Kraton Yogyakarta, yakni dengan tidak menggunakan ornament praban yang merupakan ornament awisan (larangan) pada bangunan miliknya. Ornamenn pada saka menggunakan stilisasi praban dalam bentuk lain dan dibuat lebih panjang. Meskipun bangunan Joglo ANSOR’S SILVER ini lebih anggun apabila tanpa ornament pada saka guru dan saka penanggap, namun ide pemilik tidak mau menyamai ornament di kraton ini perlu di apresiasi
Ragam hias khas lain yang didapati adalah bahu danyang khas Kotagede dan rété - rété (lisplang berornamen).
b). Pada bangunan gaya Indis dan Cina Nampak pada penggunaan pintu dan jendela krepyak, penggunaan kaca patri (glassinload) , konsol besi berorname, puncak bubungan dengan ornament bola, motel tegel berbingkai, penggunaan kosen pintu dengan dimensi kayu yang besar, ukiran kayu, dan tempelan keramik bermotif pada dinding.
Baik
Bahan bangunan yang dipakai sebagai penyusun konstruksi masih asli sesuai dengan bentuk dan model /gaya masing-masing bangunan.
Untuk bangunan berarsitektur Jawa masih murni menggunakan bahan kayu jati, begitu pula dengan bangunan dengan style yang lain, bahan bangunan menyesuauikan dengan gaya bangunannya
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-Koordinat: -7.826654;-110.396226
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 13 Desember 2019 - 11:24:43 |