Masjid Keraton (Masjid Cagar Budaya Margo Yuwono)
Ada
Islam
Tradisional
-
-
Panjang : Lebar :
Panjang : Lebar:
-
Masjid Margo Yuwono di Langenastran merupakan masjid yang termasuk dalam kategori bangunan cagar budaya, dan bukan masjid milik Kraton Yogyakarta maupun Kadipaten Pura Pakualaman. Masjid megah yang berdiri sejak 1928 ini dibangun oleh seorang arsitek berwarga negara Belanda bernama Frans Johan Lauren Ghijsels. Namun begitu, Frans lahir di Tulungagung, Jawa Timur pada 8 September 1882.
Frans memiliki perhatian pada dunia arsitek bangunan. Lahir di Jawa, banyak karya arsiteknya yang mengadopsi bentuk bangunan Jawa kuno. Secara pribadi, Frans mengakui, memiliki ketertarikan yang besar terhadap bangunan Kraton Yogyakarta. Bahkan, dia sampai tekun memelajari teknik-teknik pembangunan dari arsitektur Kraton Yogyakarta.
Awalnya, sebelum berstatus sebagai masjid, bangunan ini dibuat dengan tujuan sebagai langgar (masjid kecil tanpa imam) milik keluarga yang berdiri di tanah milik Bahukertiko yang dibantu oleh Prawiro Yuwono. Bahukertiko sendiri merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah, dan abdi dalem Kraton Yogyakarta.
Masjid Margo Yuwono memiliki luas bangunan utama 110 meter persegi, dan luas serambi 122 meter persegi. Total luas bangunan Masjid Margo Yuwono adalah 222 meter persegi, dan berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi dengan ciri khas masjid Jawa kuno. Atapnya berbentuk meru atau gunung. Masjid juga memiliki lima pintu. Tiga pintu di bagian depan, dan dua pintu masing-masing di sebelah kiri, dan kanan masjid. Jumlah pintu melambangkan 5 Rukun Islam. Ada juga kentongan, dan blumbangan (kolam untuk bersuci). Hanya saja, pada bagian kemuncak atau mustaka (mahkota), Masjid Margo Yuwono memiliki ciri khas sendiri.
Jika pada masjid-masjid yang dibangun oleh Sultan Yogyakarta memiliki kemuncak berbentuk senjata gada, dan godhong (daun) kluwih, maka mustaka yang ada di atas bangunan utama berbentuk kerucut, dan memiliki ujung runcing ke atas. Uniknya, di serambi masjid juga ada mustaka berbentuk tangan kanan yang menggenggam sehelai bulu, dan sayap di bagian ujung-ujungnya. Makna dari simbol ini adalah tangan yang menuliskan ilmu pengetahuan untuk kemudian disebarkan ke seluruh dunia.
-
-
-
-
Belum Ditetapkan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Yogyakarta
Kraton
Panembahan
-
-
-
Dusun Langenastran Jalan
Yogyakarta
Kraton
Panembahan
Jalan Langenastran Jalan
-
-
-
-
Sedang
-
Sedang
-
Sedang
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Koordinat: -7.811665;-110.365437
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 14 Desember 2019 - 14:32:38 |