Sar Gede
Ada
Pra Sejarah
Tradisional
1930
-
Panjang : Lebar :
Panjang : Lebar:
-
Sejarah : Adalah sebutan pasar tradisional yang keberadaanya terkait dengan konsep Catur Grata Tunggal (Keraton, Alun-alun, Pasar, Masjid) pendirikan Kraton Mataram Kotagede sekitar abad 15. Sargede adalah kependekan penyebutan Pasar Gede yang biasa diucapkan oleh masyarakat pedesaan. Pada era tahun 1930 di sebelah utara dan timur pasar, pernah ada deretan kios milik warga cina, yang sering disebut Bah Obral, tetapi sekitar tahun 1960 kios-kios itu sudah tidak ada, bahkan sampai saat ini tidak pernah diketahui keberadaan dimana warga cina tersebut Pasar ini sering disebut Pasar Legi karena pada pasaran Legi pengunjung paling ramai dibanding dengan hari-hari lain.
-
-
-
-
Belum Ditetapkan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
milik Pemerintah
Pemda
Bantul
-
(tidak diinput)
-
-
-
Dusun Jalan
Bantul
Banguntapan
Jagalan
Jalan Kotagede Jalan
-
-
-
-
Sedang
Deskripsi : pasar dikelilingi oleh jalan aspal, hingga tampa dari atas site plan cukup spesifik. kondisi fisik terakhir bangunan inti Pasar Kotagede terdapat pada pusat lokasi yang dikelilingi bangunan kios permanen. Los pasar satu lantai kolom langsung menumpu pada kolm bawah lantai tidak lagi terlihat sosok los pasar tradisional yang dicirikan pondasi umpak tinggi-tinggi. Luberan pasaran sampai radius sekitar 500 m dari jalan yang melingkupi pasar
Baik
-
Baik
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Masyarakat Jawa memiliki suatu kecenderungan dalam hal menyebut atau memberikan nama suatu tempat tertentu, berdasarkan peristiwa yang pernah dilihat atau disaksikan. Seperti halnya nama Pasar Gedhe menggambarkan kesibukan pasar sebagai pusat perdagangan yang besar dan ramai.Menurut Inayati ( 2002) struktur tata ruang kota di Jawa terutama kota - kota lama yang bercorak Islam, komponen – kompenen kota tersusun dalam suatu pola tata letak tertentu. Komponen itu di antaranya adalah Kraton sebagai tempat tinggal raja, alun – alun berada di sebelah utara kraton, Masjid Agung di sebelah barat alun - alun, pasar di sebelah timur laut alun – alun utara, sedangkan pemukiman penduduk berada di sekitar benteng kraton. Pendapat diatas apabila dikomperasikan dengan letak dan sebaran tinggalan arkeologis di sekitar lokasi Pasar Gede Kota Gede kuno tidak berubah atau berpindah tempat. Masyarakat Kota Gede percaya apabila Pasar Gedhe berada di sebelah timur laut masjid Gede itu adalah pasar kuno merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur tata ruang Kraton Mataram Islam yang berkedudukan di Kota Gede. Selain sumber tertulis, keberadaan Pasar Gedhe sebagai salah satu komponen struktur tata ruang kota lama ( Kerajaan Mataram awal ) dapat ditelusuri dari toponim nama kampung yang terdapat di wilayah Kota Gede. Berdasarkan toponimnya, nama – nama kampung di Kota Gede terutama yang berada di sekitar pasar menunjukkan profesi masyarakat penghasil barang dan jasa seperti ; Kampung Mrangen, Kampung Krintenan, Kampung Jagalan, Kampung Kebekelan, Kampung Mayungan. Pasar gede disebut pula pasar legi karena di masa lalu di pasaran itu pengunjung lebih ramai di bandingkan dengan pasaran lainnya.
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 30 Oktober 2013 - 11:35:00 |