Masjid Keraton (Rotowijayan)
Ada
Kolonial Belanda
Kolonial
-
-
Panjang : Lebar :
Panjang : Lebar:
-
-
-
-
-
-
Ditetapkan
-
SK Walikota No. 798/KEP/2009; SK. Kadinas No. 188/135/SK-DINAS/2014
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Takmir
Yogyakarta
Kraton
Kadipaten
-
-
-
Dusun Jalan Jl. Rotowijayan
Yogyakarta
Kraton
Kadipaten
Jalan Jalan Jl. Rotowijayan
-
-
-
-
Baik
-
Masjid Rotowijayan merupakan salah satu masjid milik Kraton Yogyakarta atau masuk dalam kategori masjid kagungan dalem. Memiliki sejarah yang panjang, Masjid Rotowijayan didirikan untuk memperingati Jumenengan atau peringatan naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwana II pada tahun 1792.
Awalnya, Masjid Rotowijayan bernama Masjid Suronatan. Ini karena masjid merupakan tempat ibadah yang sering digunakan oleh para Abdi Dalem Suranata atau para pelayan kraton yang bertugas untuk merawat pusaka-pusaka milik Kraton Yogyakarta. Meski demikian, sedari dulu masjid ini juga sudah terbuka bagi masyarakat umum.
Masjid Rotowijayan sendiri merupakan salah satu bangunan cagar budaya. Bangunan ini memiliki ciri khas dari masjid Jawa kuno. Pada awal pembangunan, masjid juga memiliki blumbangan atau kolam untuk bersuci di bagian depan masjid. Seiring berjalannya waktu, kolam tersebut ditutup, dan menjadi pelataran masjid.
Perubahan bangunan masjid tidak terlalu banyak terjadi sejak awal didirikan. Bangunan inti masih berdiri kokoh di tengah masjid. Sementara yang merupakan bangunan tambahan adalah serambi, dan selasar yang berada di sisi timur, dan utara masjid. Ciri khas lain dari Masjid Rotowijayan adalah pintu utama masjid yang memang didesain rendah. Sesuai dengan ï¬losoï¬ orang Jawa bahwa menunduk itu berarti menaruh rasa hormat. Termasuk saat masuk ke dalam masjid, sikap tubuh yang menunduk melambangkan bentuk penghormatan kepada Allah SWT.
Baik
-
Baik
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Koordinat: -7.808007.110.357861
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 14 Desember 2019 - 14:38:09 |