Hotel Phoenix (Grand Mercure)
Ada
Kolonial Belanda
Kolonial
-
-
Panjang : Lebar :
Panjang : 66.61 m Lebar: 48.8 m
-
Pada awalnya milik Kwik Djoen Eng yang juga pemilik perusahaan NV Kwik Hoo Tong Handel My di Semarang yang bergerak di bidang perdagangan gula di P. Jawa. Di samping rumah di Jl. Jend. Sudirman, ia juga mempunyai rumah di Jl. Jend. A. Yani 71-75 (Toko Ramai dan Kompleks Beskalan) dan rumah di Salatiga. Ketika terjadi resesi ekonomi dunia tahun 1930-an, perusahaan Kwik mengalami kesulitan dan akhirnya mengalami kebangkrutan, sehingga asetnya pun dijual. Rumah di Jl. Jend. Sudirman dijual tahun 1934 dan dibeli oleh Liem Djoen Hwat, yang juga membeli rumah Kwik di Jl. A. Yani. Lalu rumah itu disewakan kepada seorang Belanda dan dirubah menjadi Hotel Splendid. Sesudah masa pendudukan Jepang berakhir, rumah itu kembali kepada Liem.
-
-
-
-
Ditetapkan
-
SK Gub. No 210/KEP/2010; SK. Kadinas No. 188/135/SK-DINAS/2014
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ny. Bernie Paul Sulaeman
Grang Mercure
Yogyakarta
Jetis
Cokrodiningratan
-
-
-
Dusun Jalan Jl. Jend. Sudirman No. 9-11
Yogyakarta
Jetis
Cokrodiningratan
Jalan Jalan Jl. Jend. Sudirman No. 9-11
-
-
-
-
Baik
Hotel Phoenix adalah satu-satunya hotel di Jogja yang memiliki corak arsitektur khas karena merupakan perpaduan yang harmonis antara corak arsitektur kuno dengan modern. Gaya arsitektur hotel ini merupakan gabungan antara gaya Art Nouveau dan Indisch Landhuis.
Baik
-
Baik
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 23 Mei 2016 - 09:47:02 |