Krida Beksa Wirama
Aktif
Seni Tari Klasik Gaya Yogyakarta
-
‘Krida Beksa Wirama’ atau ‘KBW’ boleh disebut sebagai pionir dalam memperkenalkan dan mengajarkan seni tari dan karawitan klasik Yogyakarta di luar tembok kraton. Tengah pertama abad 20, tepatnya tanggal, 17 Agustus 1918, di Yogyakarta berdiri suatu sekolah tari, atau perkumpulan tari bernama ‘Krida Beksa Wirama’ (KBW). Adapun tempat kegiatannya di Pendapa Tejokusuman. Dua pangeran kraton Yogyakarta, yaitu B.P.H. Suryadiningrat dan G.P.A. Tejokusumo, yang adalah putra Sri Sultan Hamengku Buwana VII memelopori berdirinya KBW bersama 12 tokoh seni/budayawan Yogyakarta masa itu. Kedua belas tokoh seni/budayawan tersebut yaitu, R.W. Surjamurtjito, R.W. Puspodirdjo, R.W. Sastrosuprapto, R.W. Atmodidjojo, R.T. Puspodiningrat, R.T. Wiroguno, R.M. Djojodipuro, R.P. Djojopragolo, P.A. Surjowidjojo, P.A. Hadikusumo, P.A. Djojokusumo, P.A. Hadiwinoto. Pendirian KBW juga mendapat izin/restu dan dukungan penuh dari Sri Sultan Hamengku Buwana VII.
Yogyakarta
Ngampilan
Notoprajan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Koordinat UTM
-7.804633
110.356026
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 15 Desember 2019 - 00:55:42 |