GAMBAR

VIDEO

Balai Budaya Minomartani, Area Budaya Terbuka

“Budaya adalah salah satu perekat, dimana dia bisa lintas ruang, lintas dimensi, lintas golongan, dan dari sanalah ketika kita masih mencintai budaya kita maka kita akan memiliki jati diri, penentuan ke depan tergantung bagaimana kita ngegeki, nggondeli, dan mengmbangkan budaya itu sendiri sesuai dengan hukum yang berlaku di masyarakat”

Jalan Balai Budaya 65

                                                                  Minomartani Ngaglik Sleman

balaibudayaminomartani@yahoo.com

balaibudayaminomartani.wordpress.com

BUKAN hanya aktivitas dan kiprahnya saat ini, tetapi pewujudan dari latar belakang dan motif pendiriannya pada situasi zamannya, 1990, Balai Budaya Minomartani (BBM) konsisten dan konsekuen mengemban misi kebudayaan strategis dan memberi makna dalam segala kelebihan dan keterbatasannya.BBM adalah ruang berjuang dalam kebudayaan.

BBM berdiri karena argumen politik kebudayaan. Tahun 1990-an sangat kental budaya sentralistik, seragamisasi, dengan kontrol ketat sehingga mempengaruhi dinamika budaya masyarakat. Situasi ini melahirkan kecenderungan besar lahirnya “budaya petunjuk” dari penguasa.Masyarakat jadi pasif dan miskin kreativitas.Pendirian BBM untuk memutus mata rantai budaya petunjuk.BBM memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bebas berekspresi tanpa tekanan.Semangat “pembebasan” inilah yang kemudian melahirkan program dan kegiatan yang konsisten dan konsekuen sampai sekarang dengan terus mengikuti situasi dan kondisi zaman.

Sejak awal (1990) telah ditempatkan modal “Bale Banjar” berisi seperangkat gamelan Jawa bikinan Empu Triwiguna.Lalu sekotak wayang kulit purwa dan sekotak wayang kancil bikinan Ki Ledjar Soebroto, yang juga menjadi Sesepuh dan Pembina BBM sampai akhir hayatnya (2017).Gamelan dan Wayang menjadi alat perekat sosial dan aktivitas seni di BBM.Masyarakat dan BBM mengembangkan hubungan silaturahmi dan membuang rasa jiguh pekewuh untuk berkesenian di BBM.Sejak mula pula BBM didesain menjadi area budaya terbuka (inklusif) untuk semua kalangan dan lapisan.BBM merawat keragaman.

Rupanya, iklim silaturahim budaya ini menarik hati para pelaku budaya.Ki Sugati (mBah Gati) sejak awal BBM sudah mendukung melalui dua keahliannya, mendalang wayang dan memimpin seni kethorpak. Dia yang menjadi mentor dan motivator wayangan dan kethoprakan BBM dari latihan sampai dengan pementasan bersama Ki Ledjar dan Ki Wiryadi Subroto. Terbentuk Kelompok Kethoprak BBM. Tahun 1995 BBM mendirikan Radio Komunitas BBM (September 2017 telah mendapat ISR - izin siaran radio) dari Komisi Penyiaran Indonesia.Berkat RK-BBM itu latihan kethoprak direkam secara audio menjadi “ketoprak lungguh” yang diarkan Radio Swasta Retjo Buntung, Yogyakarta. Tradisi pedalangan juga melahirkan siaran langsung dari pentas dalang muda (waktu) itu di BBM, setiap malan minggu pertama. Rutin di Radio Retjo Buntung.Ki Rusmadi, Ki Hadi Sutiknpo, Ki Edi Suwondo, Ki Sukoco (alm) dan Ki Catur Benyek Kuncoro (waktu itu masih sekolah di SMKI) di antara deretan dalang yang berkiprah di BBM.

Selain kethoprak, pedalangan, dan pendirian siaran RK-BBM juga terus diselenggarakan dan digunakan untuk sarana masyarakat sekitar atau yang datang dari jauh untuk berlatih dan mementaskan karya kesenian.Bahkan, BBM juga meminjamkan salah satu ruangan untuk kegiatan berlajar Taman Kanak-kanak Pradana, yang fokus pada pembinaan budaya, khususnya budaya Jawa kepada anak-anak. BBM berhasil menjadi (1) medium pertemuan antara pemerhati dan pelaku budaya, (2) menjadi medium pemeliharaan dan pengembangan budaya, utamanya memperkembangkan kemampuan para praktisi budaya, dan (3) ikut berperan dalam memperkembangan budaya terkait dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

BBM makin dikenal.Banyak pihak sudah datang mengali informasi, mengajak kerjasama, dan memanfaatkan fasilitas BBM untuk kegiatan budaya.Apabila dibaca jadwal kegiataan di BBM, sepanjang minggu, dari pagi sampai malam banyak waktu yang telah terisi. Bahkan, para pengguna yang tidak rutin terjadwal, atau bersifat insidental juga mengisi BBM, utama sebagai tempat berlatih seni dan pentas karya mahasiswa PTN/PTS di Yogyakarta, termasuk mahasiswa asing peserta program pertukaran mahasiswa, sering memanfaatkan BBM untuk menggelar karya mereka. BBM menjadi hidup terus menerus, karena BBM juga mengelola dan atau memfasilitasi aktivitas Sanggar Tari BBM, Karawitan dan Pedalangan Wani Wirang, Karawitan Metri Budaya, Karawitan Wredha Rini, Karawitan Stembayo, Lumbung Artema (musik kontemporer dan gamelan). Tahun 2018, telah dipentaskan secara rutin setiap bulan Wayang Kancil dengan lakon dan dalang yang berbeda-beda.

Aktivitas lainnya, pemanggungan karya seni dari luar, pameran karya seni, dan diskusi budaya.Paradance, juga merupakan agenda serial rutin sekali dalam dua bulan di BBM.Saat ini memasuki serial ke-22.Pelaku budaya, organisasi seni, lembaga studi, mahasiswa perguruan tinggi, pemerhati budaya, dan tidak ketinggalan, masyarakat sekitar terus berkiprah di BBM. Semua aktivitas menjadi materi baku siaran RK-BBM.

BBM telah memperolah Akta Notaris Irianto SH MM Nomor 18 Tahun 2018 sebagai Perkumpulan Balai Budaya Minomartani. Lembaga ini memiliki akta pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga, program dan kegiatan, laporan kegiatan, publikasi kegiatan, dan evaluasi diri atas kegiatannya sehingga Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman telah mengesahkannya melalui Nomor Induk Kesenian 877/BUD/2018 pada bulan April 2018 lalu. BBM terbukti berhasil menjadi agen perubahan kebudayaan dan motor penggerak aktivitas budaya masyarakat. ***

Purwadmadi

Koordinat UTM: S 7°44'54,58776" E 110°24'25,72056"