Bentara Budaya Yogyakarta
Aktif
26 September 1982
Marthina Wuryani
-
Yogyakarta
Gondokusuman
Kotabaru
Dusun - Jalan Jl. Suroto no. 2 Kota Baru Yogyakarta 55224
Ada
-
Baik
-
-
Panggung terbuka di halaman
0
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Bermula dari kepedulian pimpinan harian Kompas, yaitu Bp. PK Ojong dan Bp. Jakob Oetama, terhadap kebudayaaan terutama bidang seni rupa, yaitu sekitar tahun 1970-an. Kompas banyak mengkoleksi lukisan, keramik, dan benda-benda antik lainnya yang kemudian benda-benda koleksi Kompas ini dikelola oleh GM Sudarta, karikaturis Kompas. Kemudian, untuk mewadahi benda-benda koleksi ini didirikan Gramedia Art Gallery tahun 1974 di Pintu Air, Jakarta. Gallery inilah yang sebenarnya menjadi cikal bakal Bentara Budaya kemudian hari.
Tahun 1982, toko buku Gramedia di Jl. Jendral Sudirman 56 Yogya pindah tempat ke sebelahnya (No. 54). Bekas toko Gramedia ini kosong, dan direncanakan akan dijadikan toko roti . Namun, setelah pimpinan Kompas melihat ada ruang kosong di Yogya maka cita-cita lama untuk membuat sebuah lembaga kebudayaan akhirnya mendapatkan tempatnya. Akhirnya, bekas toko tersebut dijadikan Bentara Budaya, sebuah lembaga kebudayaan milik kelompok Kompas Gramedia.
Koordinat UTM
-7.786551, 110.377642
Pada tanggal 26 September 1982 mulailah sejarah bentara budaya bergulir. Acara pertamanya adalah pameran lukisan tradisional karya Citra Waluyo dari Solo dan Sastra Gambar dari Muntilan.
Sebagai utusan Budaya, Bentara Budaya menampung dan mewakili wahana budaya bangsa, dari berbagai kalangan, latar belakang, dan cakrawalan yang mungkin berbeda. Balai ini berupaya menampilkan bentuk dan karya cipta budaya yang mungkin pernah mentradisi ataupun bentuk-bentuk kesenian massa yang pernah populer dan merakyat Juga karya-karya baru yang seolah tidak mendapat tempat dan tak layak tampil di sebuah gedung terhormat. Sebagai titik temu antara aspirasi yang pernah ada dengan aspirasi yang sedang tumbuh, Bentara Budaya siap bekerja sama dengan siapa saja.
Pada tahun 1980-an, Yogyakarta sebagai Kota Budaya yang mempunyai ratusan seniman seni rupa, ternyata hanya memiliki ruang pamer yang minim, yaitu taman Budaya Yogyakarta dan Karta Pustaka. Meskipun ada Seni Sono tetapi sudah mulai ditinggalkan karena sudah dipakai Gedung Negara. Maka sudah sepantasnyalah Yogyakarta memiliki satu gedung pameran baru untuk menampung karya-karya senimannya. Untuk itu, berdirilah Bentara Budaya yang merupakan lembaga nonprofit.
Pameran Seni Rupa
Bedah Buku dan Laundching
Jazz mben Senen
Workshop Seni Rupa
Pasar Yakopan
Pameran Trienale Grafis
Parade Paduan Suara Mahasiswa
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 16 Desember 2019 - 14:12:10 |