Paes Ageng Jangan Menir
Yogyakarta
-
Pakaian Paes Ageng Jangan Menir awalnya merupakan busana yang dipakai untuk acara boyong atau upacara dari kraton ke kediaman pengantin pria. Pada perkembangannya kemudian dipakai untuk acara panggih.
Pria: selop bludiran, kain cindhe kembaran, baju blenggen berwarna biru tua, hijau tua atau hitam dan bukan berwarna merah, ikat pinggang panjang, ikat pinggang bordir (kamus bludiran), timang kreteb, kuluk kanigara dan keris branggah. Aksesoris bros 3 buah. Perhiasan yang dipakai: oncen bunga sritaman, karset, kelat bahu bermotif ular naga, gelang kana, rantai, cincin, kalung susun tiga dan buntal (untaian daun pandan, pisang muda, bunga kamboja dan putronenggala). Wanita: selop bludiran sesuai dengan warna pakaian, baju blenggen beludru panjang berwarna gelap (hijau tua, biru tua, hitam atau merah), kain cindhe sebagai kemben dan kain biasa yang senada, baju blenggen tanpa kuthu baru, udhet dan kain cindhe, buntal dan slepe (cathok). Perhiasan yang dipakai: sengkang royok, gelang kana, kalung bersusun tiga (sangsangan), kelat bahu bermotif ular naga dan cincin
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 04 Oktober 2011 - 05:14:30 |