Udan Riris
Yogyakarta
-
Dodot dan bebet digunakan oleh canggah, cicit dan cucu dari Sultan, pangeran sentana, putra kanjeng gusti pangeran adipati anom, putra Sultan dari permaisuri dan selir. Dalam ritual upacara daur hidup, motif ini dipakai sebagai kelengkapan upacara saat mitoni (tujuh bulanan)
Motif udan riris termasuk dalam pola lereng yang minimal terdiri atas tujuh motif batik, yaitu lidah api yang berarti kesaktian dan ambisi, setengah kawung yang menggambarkan sesuatu yang berguna, banji sawit yang melambangkan kebahagiaan dan kesuburan, mlinjon yang melambangkan salah satu unsure kehidupan, tritis yang melambangkan adanya ketabahan hati, ada-ada yang melambangkan adanya prakarsa, untu walang yang melambangkan adanya kesinambungan, yang tersusun dalam bentuk lereng berlatar putih. Udan riris berarti hujan rintik-rintik melambangkan kesuburan yang barokah untuk kesejahteraan lahir dan batin. Motif batik udan liris dapat diartikan sebagai pengharapan agar si pemakai dapat selamat sejahtera, tabah, berprakarsa dalam menunaikan kewajiban demi kepentingan nusa dan bangsa
Berbagai motif dalam bentuk lajur berjajar diagonal seperti parang, kawung, banji sawut, mlinjon, tritis, ada-ada dan untu walang, dengan latar gelap,
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 05 Oktober 2013 - 09:42:10 |