Sestra Lukita
Yogyakarta
-
busana keluarga Puro Pakualaman
Motif batik ini diambil dari naskah Serat Rama, Arjunawijaya saha Kempalan Dongeng. Nama batik disesuaikan dengan rerenggan pada naskah Lukita Papaning Sestra. Wedana renggan Lukita Papaning Sestra menyebutkan 21 sikap terpuji seperti termuat dalam ajaran sestradi dan 21 sikap tercela yang harus dihindari. Pilihan masing-masing sikap akan membawa konsekuensi dan hasil yang berbeda. Pada periode Paku Alam IX, pesan moral yang diperoleh dari teks dan wedana renggan itu dijadikan motif batik Pura Pakualaman dengan nama “Sestra Lukita”. Interpretasi terhadap kata Sestra Lukita menghasilkan pemahaman tentang pentingnya mengatur sikap perilaku. Oleh sebab itu, batik sestra Lukita digubah agar pemilik, pengguna maupun pemirsa motif batik tersebut akan teringat pada ajaran sestradi sehingga dalam bersikap dan berperilaku selalu mengamalkan tindakan terpuji supaya selamat lahir batin. Contoh tentang hidup dan kehidupan telah tergelar di bumi, tertuang dalam Lukita “syair-syair sestradi” yang dapat diteladani kapan pun juga
Komponen ragam hias berupa bidang-bidang mendatar yang diisi dengan motif mahkota dan ayam jantan yang dirangkai oleh sulur tumbuhan. Bidang kosong pada rangkaian hiasan diisi dengan cecek sawur. Ragam hias lain berupa bidang yang diisi dengan huruf inisial "PA" yang dibingkai oleh sulur tumbuhan. Latar motif berupa ceplok bunga.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Batik Pakualaman
Sumber naskah Batik Sestra Lukita adalah Serat Rama, Arjunawijaya saha Kempalan Dongeng (St.79), Babar Palupyan (Ll.l), Babad Betawi Jilid III (Bb.7), Sestra Ageng Adidarma (Pi.35).
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 09 Desember 2019 - 05:55:42 |