Geplak
Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bahan Pokok
Bahan baku terbuat dari kelapa parut yang diberi gula. Jenis makanan ini sangat terkenal dari daerah Bantul
Fungsi Kudapan basah
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
No. Registrasi | : | 20102010000163 |
Nama Karya Budaya | : | Geplak |
Provinsi | : | DI Yogyakarta |
Domain | : | Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional |
Kategori | : | Kuliner Tradisional |
Sejarah geplak tidak dapt dilepaskan dengan keberdaan pabrik-pabrik gula di sekitar Yogyakarta, perkebunan tebu dan kelapa. Sejak masa Belanda pabrik-pabrik tersebut telah berdiri dan Bantul dikenal sebagai salah satu penghasil gula. Sejarah geplak, kata salah seorang pembuat dan sekaligus juragan geplak Bantul, Fauzan Jafar, tidak terlepas dari keberadaan Bantul pada masa lalu sebagai penghasil gula dan buah kelapa. Pada masa kolonial Belanda, demikian seperti ditulis pemilik blog emshol.multiply.com, Bantul terkenal sebagai penghasil gula tebu. Tidak tanggung-tanggung, tercatat ada enam buah pabrik gula pada masa itu. Tanah-tanah pertanian ditanami tebu. Selain penghasil gula tebu, Bantul, yang letak geografisnya di pesisir selatan, juga penghasil buah kelapa, dan tentu saja sekaligus penghasil gula kelapa. Produksi kelapa dan gula yang melimpah inilah yang melahirkan geplak. Makanan ini bisa membuat gula dan kelapa punya nilai tambah. Bahan-bahanya terdiri dari tepung ketan, kelapa parut, gula pasir, minyak cengkeh, air putih, dan garam. Untuk membuat geplak diperlukan peralatan berupa baskom (untuk membuat adonan), parutan kelapa, mangkok, panci (untuk memasak), sothil (untuk mengaduk), cetakan geplaka, kompor/onglo, tampah/ nyiru (untuk mengangin-anginkan geplak). Gula yang dipakai pun bukan lagi gula lokal Madukismo, satu-satunya pabrik gula yang masih tersisa di Bantul. Yang dipakai hanya gula tebu yang warnanya putih bersih. Pasalnya, kalau gula tebunya berwarna kelabu, warna geplaknya pun ikut menjadi kelabu. Tidak menarik. Pada masa lalu, masih kata Fauzan, geplak juga kadang berfungsi sebagai makanan alternatif pengganti. Pada saat paceklik, warga biasa mengonsumsi geplak sebagai makanan pokok. Kini, geplak lebih dikenal sebagai makanan kecil sekaligus oleh-oleh khas Bantul dan Jogja. Seiring dengan permintaan konsumen, geplak kini dibuat dengan berbagai variasi rasa. Awalnya, hanya tersedia geplak gula kelapa dan geplak gula putih tanpa tambahan rasa. Kini tersedia juga geplak rasa vanili, cokelat, stroberi, dan durian.
Dahulu jajanan ini hanya disajikan pada saat orang punya hajat, atau sebagai buah tangan, namun saat ini telah menjadi jenis jajanan yang dijual secara umum.
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 19 Februari 2018 - 09:15:43 |