Nini thowong
-
Boneka dari tempurung kelapa dan rangka dari bambu, diberi pakaian, bunga hiarsan kepala dari kuburan. Sesaji: kembang abon-abon, berupa bunga kenanga, mawar, kanthil, kinang, boreh, minyak wangi, kemenyan, sekeping uang logam dan setangkep pisang raja
Pada malam yang telah ditentukan misalnya malam Jumat Kliwon para remaja putri berkumpul di sebuah halaman. Mereka telah menyiapkan perlengkapan yang diperlukan, seperti orang-orangan. Pemimpin permainan biasanya perempuan tua yang mempunyai kekuatan supranatural. Kemudian ditunjuk beberapa anak untuk menjadi pembantu utama pemimpin permainan. Syaratnya para pembantu tadi harus punya keyakinan sama bahwa roh halus akan datang dan menjelma pada orang-orangan dari siwur tadi. Seringkali permainan ini gagal karena para pemainnya tidak nyawiji (satu hati satu keyakinan). Semua perlengkapan ditaruh di atas nyiru. Pemimpin beserta pembantu-pembantunya tadi membawa nyiru ke tempat yang dianggap keramat misalnya kuburan, pohon randu alas tua, pohon beringin besar dan jembatan. Dalam perjalanan menuju tempat keramat tadi, mereka bersama-sama menyanyikan lagu: podho mbuang bocah bajang, rambute arang abang. lagu tersebut dinyanyikan berkali-kali sampai di tempat tujuan. Setelah sampai tujuan, nyiru beserta isinya diletakkan di tanah. pemimpin permainan kemudian membakar kemenyanmemohon kepada si penunggu tempat tersebut. Isi permohonan adalah agar permainan nini thowong berjalan dengan baik. Selesai berdoa, mereka meninggalkan tempat tersebut. Setelah 30-45 menit mereka datang kembali mengambil nyiru dan isinya. Apabila nyiru sudah terasa berat, maka berarti pembuatan nini thowong berhasil. Kemudian nini thowong dibawa pulang ke halaman rumah. Sewaktu berjalan pulang, mereka menyanyikan lagu: padha mupu bocah bajang, rambute arang abang. Setelah sampai di halaman rumah, nyiru diletakkan di tanah dan diberdirikan dengan cara dipegang ujung ikat pinggangnya oleh dua orang anak. Nini thowong berada di tengah-tengah dan dirubung oleh anak-anak perempuan yang jumlahnya tidak terbatas. Pemimpin permainan membakar kemenyan dan anak-anak lainnya menyanyikan lagu : bageya bageya, mbok lara kang lagi teka. Lagu tersebut dinyayikan berkali-kali disusul lagu lain yang syairnya berbunyi: (a) ni thowong ni thowong / gayur-gayur ginotong/ ginothonge telu gandhek/ iderana nyang dhondhongan/ ramekna bocah dolan / suraka surak hiye (b) Ilir-ilir kunanthi / sabuk cindhe lir gumanti/ gilang-gilang layone / layone si putra agung / alah ugung dening dewa/ alah dewa dening sukma/ widadari tumurana/ gumrubuyung bareng sesanga/ kang mburi kari lima/ surak-suraka hiya// (c) ilir-ilir guling/ sulinge sumakarta/ raga-raga tangiya/ temonana dhayohira/ ja suwe-suwe ndalan/ mesakake jing adolan/ dolanane dolandana/ alah ana dening sukma/ widodari tumurana/ gumrubyung bareng sesanga/ suraka surak hiye// Demikianlah lagu tersebut dinyanyikan berkali-kali. Apabila kepala nini thowong sudah mulai bergerak-gerak, itu pertanda bahwa roh halus sudah masuk dan nini thowong mulai bekerja. Kemudian lagu-lagu yang dinyanyikan pun berbeda. Syair lagunya adalah: (a). llir -ilir tandure wis sumilir / tak ijo royo-royo/ tak sengguh penganten anyar/ bocah angon penekna blimbing kuwi/lunyu-lunyu peneken kanggo masuh dodotiro/ dodotiro-dodotiro kumitie bedhahe pinggir/ domana jlumatana kanggo seba mengko sore/ mumpung gedhe rembulane / mumpung jembar kalangane/ suraka surak hiye// (b) cepling epring / jemplang-jempling moas/ anjogeta moas/ angilela//. Lagu-lagu tersebut dinyanyikan berkali-kali tidak terbatas waktunya. Semuanya tergantung gerak-gerik kepala nini thowong . Agar roh halus bekerja lebih cepat, maka nyanyian tersebut dilanjutkan dengan lagu sebagai berikut: (a). Kranjang pangayun-ayun bapak/ dhemen wonge ora dhemen saladere/ bapak carang gantung sawuyah// (b) Wong ayu pilise kunir ayu/ anjlirat njirit/ wong ayu ngadhanga dalan/ sapisan dhaku paman/ ping pindho dhaku bojo/ ping telu melu turu/ suraka surak hiye//. Lama-lama permainan ini jadilah. mulailah anak-anak perempuan bertanya pada nini thowong sesuai dengan keinginannya.Nini thowong menjawab pertanyaan dengan gerakan kepala atau tangan. Misalnya menjawab jahe, maka nini thowong akan mengajak ke kebun jahe dan tangannya menunjuk pohon jahe. Sedangkan misalnya menjawab tentang jumlah cukup kepalanya diangguk-anggukan sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Adakalanya seorang anak usil menyembunyikan gandhik dan berkata nini thowong anakmu ilang, maka nini thowong akan marah dan berusaha mengejar anak yang usil tadi sampai gandhik dikembalikan. Kalau permainan akan diakhiri, biasanya pemimpin permainan akan meludahi nini thowong atau meminta seorang anak laki-laki memegang leher nini thowong atau pembacaan doa-doa oleh pemimoin permainan. Pemimpin membaca doa seraya membakar kemenyan dan anak-anak menyanyikan lagu dengan syair : muliha bocah bajang/ rambute arang abang// Kalimat tersebut mengandung makna agar roh halus kembali ke rumahnya. Apabila roh halus ini telah kembali maka selesailah permainan ini.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 28 September 2011 - 21:29:03 |