Lepetan

-

sebatang pohon

Misalnya anak-anak yang siap bermain berjumlah 7 orang (A,B,C,D,E,F,G), mereka lalu berdiri bergandengan tangan dan menghadap ke arah yang sama. A berdiri paling kiri dekat dengan tiang menghadap ke arah tiang dan kedua tangannya terlipat berpegangan pada tiang. G berdiri paling kanan dan berperan sebagai embok sedang lainnya berperan sebagai anak. Mereka kemudian menyanyikan lagu lepetan lepetan angudhari anguculi janur kuning meningseti seti bali lunga doalan methika kembang sikatan. Kemudian G yang paling depan diikuti oleh F,E,D,C,B berjalan melewati bawah tangan A yang memegang tiang. Sampai di tiang , B lalu melipat tangan (bandan). G beserta anak-anaknya yang tadi tetap berjalan tetapi melewati bawah B, dan kemudian C juga bertindak seperti B. Demikian seterusnya sampai anak-anak tadi melipat tangannya semua dan lagu berhenti. Kemudian G sebagai embok berlaku seolah-olah sedang memberi makan kepada anaknya A-F dengan kata-kata sebagai berikut: enya sega enya sega. Setelah sampai pada F maka kata-katanya berubah menjadi enya enthonge; kemudian dari F dimulai dengan kata-katanya enya iwak,enya iwak setelah sampai ;pada A berubah menjadi enya balunge. KemudianG bertanya kepada semua anaknya. Pertanyaan dimulai dari F dengan dialog sebagai berikut: G: di bondo nyolong opo; F : Nyolong keris; G: Saiki endi kerise; F: wis tak gadhekke; G: Endi dhuwite; F: Wis tak nggo nempur; G: Endi berase; F: Wis tak liwet; G: Endi segane; F: Wis tak pangan. Dialog seperti ini diulangn kepada anak-anak yang lain. Jawaban mengenai benda yang dicuri terserah pada fantasi dan kreasi masing-masing anak. Setelah semua anak selesai ditanya oleh emboknya mereka kemudian berkumpul di tiang. Sambil berkerumun mereka menyanyikan lagu: dho ngobong klasa bongko, dho ngobong klasa bongko. Setelah itu si embok lari dan semua anaknya mengejar sambil berteriak biyung-biyung. Apabila si embok terpegang lalu dicubiti seolah-olah disengat lebah. Maka permainan selesai.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-