GAMBAR

VIDEO

Tengah dan Jawa Timur. Banyak pria muda di tempatnya telah belajar

mengukir melalui “magang” pada pengukir yang ada di desa sejak di masa

remaja. Djuwadi kemudian mengalihkan keterampilan mengukir yang ia

dapatkan untuk mengungkapkan keprihatinan mereka tentang eksploitasi

hutan khususnya hutan jati. Kayu yang biasa ia gunakan untuk ukiran

biasanya berasal dari sisa industri furnitur ekspor.

Ia mereproduksi kayu sisa untuk menarasi ulang cerita-cerita tentang

pohon yang pernah menjadi bagian dari hutan. Kemarahan Djuwadi akan

eksploitasi hutan mendorong Djuwadi untuk bekerja dengan kayu, ia lalu

mengekspresikan hubungan emosionalnya dengan ruang dan lingkungan

hijau. Ia berusaha membuat penikmat karyanya ikut berproses dan memberi

makna baru bagi setiap melihat hasil cukil kayu.