Darsono
Yogyakarta
12 November 1942
Seniman Dagelan
Hidup
-
Yogyakarta
Kraton
Kadipaten
Kelas 5 SR
DJAPENDI (Djawatan Penerangan Daerah)
Tingkat Provinsi dan Nasional
-
Ayah: Hardjo Pertopo (Juragan Andong)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Berbekal pendidikan kelas 5 SR, ia mengabdikan diri menjadi tenaga honorer DJAPENDI (Djawatan Penerangan Daerah) DIY. Di lembaga pemerintah ini ia bergabung dengan group dagelan Gudeg Yogya. Tugasnya bersama teman-temannya, seperti Hardjo Kimpul, Gepeng, Djoni Gudel, berkeliling menyampaikan misi penerangan lewat pertunjukan dari kabupaten ke kabupaten seluruh DIY secara rutin, 17 kali sebulan. Dalam sosialisasi pemilu 1955, bahkan sempat mengunjungi berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Tegal, Pekalongan, Banyumas dan wilayah Kedu. Bersama group keroncong Surakarta, ia pun ditugaskan di Batalion 444 di bawah komandan Ranu Widjaya, melawat ke daerah Bengkalis, Riau. Tugasnya menenangkan dan menghibur masyarakat korban pergolakan PERMESTA dan mengkampanyekan Dekrit Presiden 5 Juli 1955. Setelah 10 tahun mengabdi sebagai tenaga honorer, ia kemudian diangkat sebagai pegawai negeri di lingkungan Djawatan Penerangan. Ia pun masih berkeliling seperti biasa. Baginya dagelan selain memenuhi kebutuhan batin juga merupakan sumber penghasilan. Maka di luar jam dinas, ia bermain bersama paguyuban dagelan Mataram bersama Basiyo dkk, ikut mendirikan grup ketoprak Wargo Mulyo, dan bergabung dengan grup ketoprak Sapta Mandala. Bahkan sampai pernah bermain dalam film Pahlawan Gua Selarong dan Malioboro. Bersama dengan Jhnaka KR, ia tampil di TVRI. Tapi diakuinya yang paling komersil adalah bila ditanggap oleh masyarakat. Reputasinya sebagai seniman dagelan cukup diakui masyarakat. Ia tergolong cukup produktif terbukti dengan banyaknya cerita dagelan. Diakuinya tak satupun ditulisnya: melik kecelik, ngrekal gejegal, nyleneh keweleh, lalu mring sumbere, nabok nyilih tangan, maling kontrang kantring, juru kunci, nyilih bendo, sambel wijen. Pada tahun 1980 ia menerima SK pensiun. Sekalipun demikian ia toh tetap memenuhi undangan masyarakat, baik pada saat Syawalan, Natalan, perpisahan atau lainnya. Penghargaan yang pernah diterimanya adalah dari Kodam VII Diponegoro, Komando distrik Militer Yogyakarta kota karena ikut wajib militer (1962), Departemen Penerangan Pusat (1981), Proyek Pengembangan Kesenian Propinsi DIY (1986), dan BKKBN (1981).
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 13 Desember 2019 - 09:01:17 |