GAMBAR

VIDEO

Saat ini Yudiaryani masih aktif sebagai Staf Pengajar Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Selain mengajar, sebagai dosen ia juga menjadi Penguji dan Pembimbing Program Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, ISI Surakarta, dan Sekolah Pascasarjana UGM. Ia juga dipercaya sebagai Penilai Buku Ajar Seni Teater untuk Siswa SMP dan SMA, BSNP, Kemdikbud, Jakarta. Penyusun ”Peta Konsep” Pendidikan Bidang Studi Seni Teater, Pusat Perbukuan, Badan Standard Nasional Pendidikan, Kemdikbud. Dewan Pakar Penyusunan Kamus Teater Majelis Bersama Brunei DarrusalamIndonesia-Malaysia (MABBIM). Tidak hanya itu ia juga terlibat dalam penyusunan Kamus Teater dalam program Pusat Perbukuan Kemdikbud. Sebagai akademisi ia menjabat sebagai Pemimpin Umum, Penanggung Jawab Resital Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan (terakreditasi & terindex DOAJ) dan Pemimpin Umum, Editor in Chief Jurnal Dance & Theatre Review. Jurnal Tari, Teater, dan Wayang, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Yudiaryani merupakan salah satu sutradara dan aktris teater modern Indonesia yang sampai saat ini masih produktif. Selain sibuk sebagai dosen, acap kali ia terlibat dalam sejumlah pergelaran teater bersama para seniman teater Yogyakarta. Pada 3 Januari 2019, dalam rangka ulang tahun Teater Alam ke-47, Yudiaryani tampil dalam Orasi Budaya yang dikemas teatrikal bertajuk “Melacak Jejak Sumber Kreativitas Seni, Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia”. Yudiaryani juga menyutradarai pementasan teater dengan lakon “Pusaran”, terjemahan naskah A Streetcar Named Desire karya Tenneessee Williams (1947). Pementasan tersebut berlangsung pada tanggal 22–23 Juli 2019 di Concert Hall TBY Yogyakarta. Pentas ini meupakan kali pertama, mahasiswa Jurusan Teater FSP ISI Yogyakarta berkolaborasi dengan sanggar Teater Alam pimpinan Azwar AN. Pentas tersebut digelar dalam rangka Lustrum VII tahun 2019 dan menyongsong 50 tahun Teater Alam. Yudiaryani merupakan sosok yang memiliki dedikasi dan totalitas dalam berkarya. Ada warna yang berbeda, jika dibandingkan pola penyutradaraan teater kebanyakan. Ia terbilang sebagai sutradara yang perfeksionis. Jika RMA Harymawan dalam Dramaturgi mengklasifikasi empat tipe sutradara, niscaya Yudiaryani masuk dalam kelompok sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasah batin para anggotanya.