Tokoh Seniman / Budayawan

Susilo Nugroho (Den Baguse Ngarso)


General

Susilo Nugroho (Den Baguse Ngarso)

Yogyakarta

05 Januari 1959

Teater

Hidup

-

Alamat

Yogyakarta

Mantrijeron

Mantrijeron

-

-

-

Dusun Jogokaryan MJ II/259 Yogyakarta Jalan -

Keterangan Lain

Otodidak

(1) Pemain teater; (2) Guru SMKN 1 Bantul

Tingkat Provinsi dan Nasional

-

-

Penghargaan
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

-

-

-

Nasional

-

-

-

Gambar/ Video
GAMBAR

Tidak ada gambar.


VIDEO

Tidak ada video.

Keterangan Tambahan

Susilo Nugroho lahir di Yogyakarta pada 5 Januari 1959, tokoh yang lebih karib di telinga masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sebutan Den Baguse Ngarsa sejak karakter yang diperankannya populer dalam siaran Mbangun Deso di TVRI Yogyakarta tahun 1990-an dikenal luas sebagai seorang aktor teater, ketoprak, sinetron, dan pelawak. Jika menyebut nama Susilo Nugroho, barangkali hanya segelintir orang yang tahu. Perannya sebagai Den Baguse Ngarsa benar-benar telah melekat dan tak terpisahkan dari sosoknya. Di dalam peran itu ia digambarkan sebagai priyayi yang sombong, sering bicara nylekit, menyakiti lawan bicara, sok tahu, dan mau menang sendiri. Selain dikenal sebagai seniman ia juga seorang guru di SMK Negeri 1 Bantul. Menjadi seorang guru sekaligus menjadi seorang pemain peran yang aktif, tentu saja membuat Den Baguse sangat sibuk. Tapi, ia sama sekali tak pernah berniat meninggalkan salah satunya. Diakuinya, bahwa aktivitasnya di dunia kesenian tidak dijadikannya sebagai profesi melainkan hanya sekadar hobi atau kesenangan saja. Di samping memang kecintaannya pada seni peran, aktivitasnya di panggung adalah mencari teman dan mencari tambahan nafkah. Pendidikan formalnya ditempuh di SD Suryodiningratan II Yogyakarta, lantas di SLTP Pangudi Luhur I Yogyakarta, dilanjutkan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta, dan terakhir di IKIP Sanata Dharma (kini Universitas Sanata Dharma). Ia mulai terjun dalam seni peran sejak SLTA yakni sekitar tahun 1977. Kemudian, pada tahun 1983 bersama dengan Heru Kesawa Murti, Jujuk Prabowo, Sepnu Heryanto, dan Saptaria Handayaningsih ia mendirikan Teater Gandrik. Tokoh yang berperan dalam proses belajarnya di bidang teater adalah Meritz Hindra. Di dunia yang menjadi pijakan awalnya memasuki panggung sandiwara itu ia pernah merasa gagal dalam suatu pementasan, yakni “Menunggu Godot”. Pementasan itu begitu berkesan karena di situ ia merasa tidak bisa memainkan dan mendapat kritik dari berbagai pihak. Bahkan, sejak itu ia takut untuk kembali bermain dalam pentas teater. Hal itu membuatnya putar arah masuk dalam seni dagelan, ketoprak, dan sinetron. Seiring berjalannya waktu ia akhirnya kembali pada teater. Baginya, menjadi seorang pemain peran, bukan soal perkara gampang. Seseorang harus bisa melepaskan kediriannya dalam setiap sosok yang dimainkannya di panggung. Atas kesetiaannya berkarya dalam bidang seni di Yogyakarta, sejumlah penghargaan telah diterimanya.

Tahun Data : 2019
Terakhir Update : 13 Desember 2019 - 09:05:30