Bambang Wisanggeni
Banten
05 Juli 1960
Pedalangan
Hidup
-
Bantul
Bantul
Palbapang
Otodidak belajar dari Bp Supri (RRI)
Dalang
Tingkat Kabupaten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Bambang Wisanggeni, seniman yang berdomisili di Bantul ini tercatat lahir di Banten, 5 Juli 1960. Waktu kecil Bambang belum begitu mengenal seni. Hingga di suatu saat diadakanlah lomba mendalang di daerah Bantul. Waktu itu, Bambang duduk di kelas dua SMA. Walaupun sebenarnya dia sama sekali belum pernah mendalang, hasilnya sangat di luar dugaan, yakni berhasil menjadi juara. Dengan demikian, aktivitas mendalang baginya memang lebih karena kesukaan. Namun, ia tetap tak mau berhenti belajar. Pada tahun 1991 minat mendalangnya kembali muncul begitu kuat. Dorongan mempelajari dunia dalang pun semakin kukuh, menjadikannya belajar secara serius kepada Supri dari RRI Yogya. Dari sinilah ia memahami dunia pedalangan dan pewayangan. Ia memahami bagaimana mengatasi situasi jika suatu saat muncul masalah terkait profesi dalang. Penguasaan atas dunia pedalangan dan pewayangan pun semakin matang. Berbagai antisipasi ia lakukan sebagai seorang dalang mengingat dunia pedalangan adalah juga dunia kompetisi. Seberapa jauh nilai kreasi dan inovasi berkesenian, di situlah letak salah satu ujiannya. Sebagai seorang dalang, di kalangan para pedalang ia dikenal kurang begitu mengerti gending. Namun, ia hapal akan suara gamelan. Dia mempunyai keunggulan di suaranya yang tinggi. Banyak orang mengatakan bahwa suaranya mirip Ki Suparman, salah satu dalang yang cukup terkenal waktu itu. Kepekaannya terhadap aspek musik menjadikannya menemukan salah satu ciri atau kekhasan yang ia kembangkan sebagai seorang kreator. Yaitu mengkolaborasikan beberapa musik modern dengan musik tradisional. Musik pentatonis dan diatonis tersebut ia kembangkan menjadi ramuan alunan yang unik, mirip campursari, sehingga popularitasnya semakin cepat teraih. Apalagi pada era 2000-an musik campursari menjadi tren yang diminati warga tidak hanya di kalangan perkotaan namun juga berbagai pelosok desa. Jam terbangnya pun semakin banyak dan merambah berbagai daerah seperti Ambarawa, Purworejo, Temanggung, selain di Yogya dan Bantul sendiri serta sejumlah kota-kota lainnya. Tak henti ia terus mengembangkan dunia dalang dan berbagai aspeknya.
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 13 Desember 2019 - 17:35:30 |