Bambang Tri Subiyanto
Bantul
28 Januari 1965
Pedalangan
Hidup
-
Bantul
Pundong
(tidak diinput)
Ototidak
Dalang
Tingkat Provinsi dan Nasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Bambang Tri Subiyanto, seniman yang lahir di Bantul 28 Januari 1965. Selain sebagai seniman ia tercatat pernah menempuh studi formal di Universitas Proklamasi Jurusan Ekonomi Manajemen, tetapi berhenti pada semester VI. Bapak empat anak ini pertama kali menunjukkan prestasi mendalang pada tahun 1993 di rumahnya sendiri. Untuk kalangan dalang pentas pertama kali ini disebut Gebyakan, yakni semacam pemberitaan bahwa yang bersangkutan bisa menjadi dalang. Deklarasi sebagai dalang ini memang kemudian direspons publik. Tanggapan mendalang pun pelan-pelan berdatangan hingga ia mampu beraktualisasi ke banyak daerah. Ia pun sering diundang di berbagai hajatan di seluruh DIY. Pernah pula ia mendalang di RRI (Radio Republik Indonesia) Yogyakarta. Berkat kesempatan mendalang di RRI ini namanya sebagai dalang semakin kondang. Kesenian wayang memang media yang cukup efektif menyampaikan ragam nilai budaya lokal. Bambang meyakini wadah ekspresinya melalui wayang adalah yang terbaik. Ia sangat senang menyampaikan nilai-nilai pendidikan. Melalui wayang nilai-nilai pendidikan atau apa pun yang tersampaikan bisa menghibur. Tidak menjadi sesuatu yang bernilai doktriner. Pengembangan kesenian dalang memang menjadi perhatiannya. Selain sebagai seniman ia juga pernah diundang untuk memberikan materi soal dunia dalang dan wayang. Latar belakangnya yang mengenyam studi perguruan tinggi menjadikan orientasi keseniannya mempunyai muatan intelektual. Ia tidak hanya berhenti sebagai seniman saja namun juga terus berusaha mengembangkan kesenian wayang menjadi semakin mempunyai bobot. Tantangan itu baginya menarik. Maka, beragam terobosan terus juga ia kembangkan. Hingga pada titik tertentu ia juga mengembangkan kemampuan selain mendalang. Misalnya, ia juga pernah membina kelompok karawitan Madyo Laras dan kelompok campursari Langen Wiromo. Eksistensi keseniannya pun menjadi semakin lengkap karena ia mampu eksis melalui ragam kesenian tradisional. Namanya kokoh selain sebagai dalang juga sebagai pengembang kesenian tradisional yang berbobot. Itulah bukti konsistensi sikap berkeseniannya yang tak lekang ditelan waktu.
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 13 Desember 2019 - 17:12:29 |