Baghawan Ciptoning
Solo
17 September 1962
Seni Tari
Hidup
-
Bantul
Sewon
Pendowoharjo
(1) SMKI; (2) ASTI/ISSI Yogyakarta
(1) Penari; (2) Koreografer: (3) Dosen Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
Tingkat Provinsi dan Nasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Baghawan Ciptoning, seniman dan dosen seni tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini tercatat lahir di Solo, 17 September 1962. Sebelum menetap dan berkarya di Yogya, ia melanglang di dunia tari sejak 1977. Awalnya, ia belajar seni tari klasik gaya Surakarta, ia berguru pada tokoh tari Kasunanan maupun Mangkunegaran, seperti: S. Ngaliman, Sutjiati Joko Suharjo, S. Maridi, Rono Suripta, Tarwa, dan Jogomanta. Spesifikasi menggeluti tari klasik adalah hal yang cukup menantang bagi para seniman. Salah satu sarana menguji kemampuan skill tari yang alami adalah melalui pendekatan klasik sebelum kemudian merambah ke kontemporer. Pendidikan formalnya ia tempuh di SMKI Surakarta, selanjutnya hijrah ke Yogyakarta belajar di ASTI Yogyakarta (sekarang ISI Yogyakarta). Di ISI Yogyakarta inilah ia tertantang mengembangkan karir kesenian. Tidak hanya sebagai seorang yang profesional namun juga menjadi akademisi yang baik. Terbukti, selain karya seni, ia juga menghasilkan karya tulis, baik buku, makalah maupun kritik seni, yang tersebar di media massa. Bagi Baghawan Ciptoning, yang paling berkesan dalam berguru ialah dengan Ben Suharto. Dari Ben Suharto ia mengenal pemahaman tentang Tari Spiritual. Sementara dari Sardono W. Kusumo, ia mengenal tentang Penciptaan Seni. Selain sebagai penari dan koreografer, ia juga pernah melanglang buana di berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Thailand dan Finlandia. Menjadi staf pengajar di Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta sendiri sejak 1987 sampai sekarang. Sebagai pengajar, ia sering menjadi rujukan mempelajari pemahaman tari klasik. Di tengah minimnya penari yang memahami dan menggeluti aliran klasik, ia termasuk yang konsisten menguasai dan memahami tari klasik. Menumbuhkembangkan generasi penari yang berbasis penguasaan klasik cukup bagus, tentu saja menjadi salah satu harapannya. Maka, komitmen tersebut terus ia tempa dan ia salurkan melalui ruang edukasi yang memadai melalui jalur perguruan tinggi. Salah satu karya spektakulernya adalah Juara Umum Gatra Kencana TVRI se-Indonesia yang ia raih pada tahun 1990.
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 12 Desember 2019 - 15:47:51 |