Papermoon Puppet Theatre
Aktif
Kontemporer
Teater
jenis lain
31 Desember 2006
Ria Maria Tri Sulistyani
-
Bantul
Kasihan
Bangunjiwo
-
-
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
-
Tidak Ada
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tingkat Internasional
-
boneka
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
Hidup dan Bertumbuh Bersama
Papermoon Puppet THEATRE
“Ambilkan bulan, Bu...
Ambilkan bulan, Bu... “
“Theater boneka bahkan bisa digunakan untuk membicakan hal-hal yang sulit untuk dibicarakan,setiap pementasan memiliki kekhasan masing-masing, membawa kami pada perjalanan yang berbeda-beda, semua memiliki kekuatannya masing-masing”
Ria Papermoon
Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, D.I.Yogyakarta 55184
www.papermoonpuppet.com / papermoonpuppet@gmail.com
Rembulan banyak menjadi inspirasi para seniman: sastra, film, nyanyian, teater dan berbagai karya seni lainnya. Baik karya seni untuk orang dewasa, mau pun untuk konsumsi atau mewakili ekspresi anak-anak. Tapi, istilah papermoon saat ini seakan-akan melekat pada diri Ria, Maria Tri Sulistyani. Sehingga sebutannya menjadi Ria Papermoon. Di kalangan seni, Papermoon melekat pada sebuah kelompok teater boneka di Yogyakarta.
Kelompok Teater Boneka Papermoon, bermula dari satu komunitas. Di mulai pada 2006, didirikan di Yogyakarta.Dalam perkembangannya, sifat komunitas dengan sengaja dihapus sehingga memungkinkan para penggiatnya berkembang secara profesional menjadi seniman teater boneka.Ada tantangan, bagaimana teater boneka bisa menghidupi dirinya?Dalam kerja komunitas, memang ada sebuah lingkaran kecil yang menyokongnya.Sekaligus, bisa menina-bobokkan untuk bisa bertahan lama.atau bahkan menghambat sebagai wilayah kerja seniman profesional. Dalam lingkungan terbatas, kalau tampil yang membeli tiket adalah teman-temannya sendiri.Akan bertahan sampai kapan? Sebagai seniman yang memulai pada wilayah kerja yang baru, Ria dan kawan-kawan mulai meretas kemungkinan belenggu-belenggu tersebut dengan penyelenggaraan kegiatan workshop untuk berbagai kalangan. Termasuk dalam lingkungan kampus.
Teater boneka diperkenalkan kepada audiens. Proses kreatifnya dibuka, dan diperkenalkan kepada publik. Mengundang partisipasi publik, sekaligus membangun pemahaman publik tentang isi dan karyanya.Justru dengan membagikan ketrampilan, membagikan kegembiraan, serta pesan-pesannya, Papermoon memperoleh bentuknya, dan membangun penggemarnya.Hidup, bereksperimen dan berekspresi dengan dan dalam teater boneka.
Hal apa saja yang memungkinkan Ria dan kawannya menghidupkan sebuah komunitas, mengubah serta menghidupi profesi seniman teater boneka? Pejalanan 12 tahun dengan bermacam usahanya, rasanya terlalu pendek untuk diringkas.Setidaknya, ada beberapa tonggak yang memungkinkan hal tersebut berlangsung. Sebuah pengalaman mengikuti sebuah workshop teater boneka yang diampu oleh Wilde Vogel Figuren Theater di Jerman (2006) membukakan mata untuk pertama kalinya bagi Ria dan Effendi. Teater boneka sangat mungkin untuk dipentaskan bagi para penonton dewasa.Pengalaman semacam ini meretas anggapan bahwa teater boneka itu konsumennya untuk anak-anak.Pernah, beberapa boneka besar diarak dan dipertontonkan di alun-alun Yogyakarta.Itu merupakan hasil dari workshop teater boneka yang diselenggarakan Papermoon.
Ria bertumbuh sebagai seniman teater boneka dengan cara tersebut. Belajar dengan menimba ilmu dari workshop yang diikutinya.Bereksperimen dan berekspresi, seklaigus mengajar melalui workshop yang diselenggarakannya.Berkreasi dengan berbagai pertunjukan yang diselenggarakannya.Serta membangun jejaring dengan berbagai pihak baik di dalam nengeri maupun luar negeri. Dengan cara tersebut, teater boneka menjadi bagian masyarakat, dan mendunia. Merangkul dan melibatkan audiens pada berbagai kalangan, dan beragam tingkat usia dari muda, tua, sampai anak-anak. Itulah yang memungkinkan Papermoon untuk menyelenggarakan PESTA BONEKA yang digelar sejak 2008.Terakhir diselenggarakan di Yogyakarta bulan Oktober 2018, melibatkan teater boneka dari berbagai Negara.
Boneka tidak lagi menjadi pajangan atau kesukaan anak yang dipeluk dan disayang-sayang di ruang privat.Boneka bukan lagi menjadi makluk buas yang dijinakkan, kucing atau beruang yang dipotong kuku-kukunya.Bukan lagi anjing yang membahayakan karena mengganggu, menggonggong dan menggigit.Boneka hadir di tengah ruang publik.Dalam pementasan dalam pameran dan seni instalasi.Dan menularkan kepandaian lewat berbagai workshop.
Seni teater boneka menjadi bagian hidup masyarakat. Kisah-kisah pementasannya menyuarakan berbagai kisah atau penggal kehidupan seseorang di tengah keluarga dari berbagai belahan dunia.Penderitaan seseorang yang kehilangan orang yang dicintainya. Jiwa seseorang yang berjalan ke dunia lain meninggalkan teka-teki dan rasa kehilangan. Tidak kurang 20 lakon yang dihasilkan, dan dipertunjukkan di berbagai negara di Asia, Eropa, Australia dan Amerika.
Papermoon, bukan lagi menjadi rembulan nun jauh di sana. Tetapi rembulan kertas yang dibentuk seturut imajinasi dan tujuan pembuatnya.Membuat sesuatu yang istimewa dari hal yang sederhana.Menggugah dan mengetuk hati banyak orang pada berbagai lapisan.Dari anak-anak, orang dewasa, bahkan sampai orang tua sekalipun.Ria telah merintisnya di dalam teater boneka sejak belasan tahun lalu. Sekarang Ria bekerja bersama dengan beberapa seniman teater boneka Anton Fajri, Pambo Priyojati, and Beni Sanjaya.***
G Budi Subanar
Koordinat UTM: 7.836226 110.333811
status: tidak aktif
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 12 Desember 2019 - 15:54:16 |