Cembengan Madukismo
-
Aktif
-
Direktur Madukismo
-
1959
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bantul
Kasihan
Tirtonirmolo
Dusun Padokan Lor Jalan -
-
-
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
-
Tidak Ada
-
Parang kusumo dan di sekitar PG madukismo
-
Milik Sendiri
Sedang
-
Milik Sendiri
Sedang
< 1000
Masyarakat
-
Ungkapan syukur atas hasil panen tebu dan memohon keselamatan bagi para pekerja pabrik gula Madukismo agar selamat selama menggiling tebu.
Syukuran atas hasil panen dan meningkatkan kebersamaan diantara karyawan di lingkungan pabrik Gula Madukismo.
Berbagai kegiatan pentas seni seperti Kethoprak, Kroncong, Campur Sari, Mengarak orang di dandani punokwan puncaknya pentas wayang kulit
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
| No. Registrasi | : | 20132010003323 |
| Nama Karya Budaya | : | Cembengan |
| Provinsi | : | DI Yogyakarta |
| Domain | : | Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan |
| Kategori | : | Upacara/Ritus |
Upacara ini berkaitan dengan musim penggilingan tebu di pabrik Madukismo. Berbagai keunikan tampak dalam upacara Cembengan ini. Bukan hanya kesenian tradisional maupun modern yang digelar, namun ritual kirab manten tebu itu menjadi sesuatu yang menarik. Bagaimana tidak, ini adalah upacara pernikahan tebu laki-laki dan perempuan. Sebelum pernikahan berlangsung, pasangan tebu diarak mengelilinggi kompleks pabrik PG Madukismo. Tebu tersebut juga diberi nama menurut jenis kelamin masing-masing. Penamaan sepasang pengantin tebu ini berbeda setiap tahunnya tergantung hari pelaksanaan kirab manten ini dilaksanakan. Misalnya pasangan penganting tebu yang bernama Kyai Tumpak dan Nyai Pon. Artinya pasangan tebu ini menikah pada hari Pon, salah satu nama hari dalam penanggalan Jawa. Kyai Tumpak merupakan simbol tebu berjenis kelamin laki-laki, sedang Nyai Pon adalah simbol tebu berjenis kelamin perempuan menurut berbagai sumber, pemberian nama tebu dan menikahkan sepasang tebu mengandung makna bahwa pasangan tersebut akan membentuk keluarga yang damai sejahtera. Makna yang lebih jauh dari penamaan dan perkawinan tersebut adalah bentuk kerja sama yang baik antara perusahaan dan para petani tebu. Tebu yang dikirab berjumlah 9 batang dengan panjang sekitar 4 meter setiap jenis kelamin. Tiap-tiap pasangan diikat menjadi satu menurut jenisnya. Pasangan pengantin tebu ini diarak menggunakan kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda. Barisan paling depan kelompok marching band dari beberapa sekolah sekitar PG Madukismo. Kelompok kesenian seperti kuda lumping dan para prajurit kraton Yogyakarta. Empat sosok Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong, Gareng mengapit di sisi kanan dan kiri kereta yang membawa pengantin tebu. Barisan belakangnya adalah para petani tebu dan karyawan yang ditunjuk. Sebelum mencapai lokasi penggilingan tebu itu akan dinikahkan di masjid yang berada si lingkungan PG Madukismo. Setelah para petani menyerahkan tebu secara simbolis kepada pihak pabrik, acara dilanjutkan dengan doa bersama untuk memohon keselamatan. Sepasang pengantin tebu diletakkan di mesin penggiling. Pasangan inilah yang akan digiling pertama kali ketika proses penggilingan tebu dilakukan. Di sebelah mesin berbagai jenis tebu sesajen digelar berjajar-jajar. Sesajen tersebut berupa dua tumpeng, ingkung dan buah-buahan sebanyak 40 buah. Jumlah ini melambangkan jumlah unit kerja yang ada di PG Madukismo. Selain ritual doa bersama mengarak pasangan pengantin tebu dalam rangka upacara Cembengan tersebut juga digelar berbagai kesenian. Ada wayang kulit, festival, pertunjukan kethoprak, pentas musik dan pasar, malam.
Berada pada koordinat 7 857275 110 343033. Berstatus aktif.
| Tahun Data | : | 2019 |
| Terakhir Update | : | 09 Desember 2019 - 15:37:04 |