Ngrapyak Sendang Sidomulyo
-
Aktif
Sendang Mulyo
Marjo
100
1980
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kulonprogo
Pengasih
Sidomulyo
Dusun Gendangan Jalan -
-
-
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
-
Tidak Ada
Sampai dengan rusak kurang lebih 2- 3 th
Sendang Mulo
-
Milik Sendiri
Baik
-
Milik Sendiri
Sedang
< 1000
Masyarakat
Raden Ayu Ambar Wungu dan Raden Bagus Gandhungmlathi
memohon kepada Yang Maha Agung melalui dhanyang Raden Ayu Ambar Wungu dan Raden Bagus Damarjati yang menunggu pundhen Paroman, serta memohon agar air Sendangreja tetap mencukupi kebutuhan air seluruh penduduk.
Untuk melestarikan Budaya Jawa
Ucapan Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pelaksanaan upacara Ngrapyak Sendang pada hari Jumat Kliwon sekitar pukul 12.30 WIB. Untuk bulan dan tanggalnya tidak ditentukan karena bergantung pada keadaan pagar sendang. Apabila pagar sendang tidak segera diperbaiki, akan muncul rasa tidak tenteram di antara penduduk. Banyak yang mudah emosi, tanaman gagal, dan hampir semua kegiatan penduduk tidak membawa hasil, dan sebagainya. Hal ini dipercaya berkaitan erat dengan sikap penduduk yang tidak segera memperbaiki pagar sendang. Mereka percaya bahwa dhanyang penunggu sendang merasa tidak diperhatikan sehingga marah. Oleh karena itu, kepala dusun mengadakan musyawarah bersama pinisepuh, panembahan, dan tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan upacara adat Ngrapyak Sendang. Karena krapyak lama telah rusak, maka diperlukan bambu, yang dipilih adalah pring putih atau pring apus. Bambu putih yang akan digunakan krapyak sudah harus ditebang sebulan sebelum Ngrapyak. Kemudian mendekati hari pelaksanaan, para penduduk bergotong royong membuat pagar yang melingkar. Penebangan bambu ditentukan pada pasaran Pahing dan tidak disertai selamatan. Prosesi upacara Ngrapyak Sendang diikuti oleh seluruh penduduk Dusun Gondangan yang berjumlah kurang lebih 77 kepala keluarga. Upacara tersebut dilengkapi dengan sesajian yang berupa: - Nasi Tumpeng, yang terdiri dari tumpeng alus (keimanan) dan tumpeng robyong (kemakmuran), - Golong, yang dibuat dari nasi bulat jumlahnya 7 buah, yaitu Golong Sejodho (2 buah) sebagai lambang suami istri, Golong Empat (4 buah) sebagai lambang empat arah mata angin, dan Golong Pancer (1 buah) sebagai lambang satu tujuan yaitu hidup rukun, - Ambeng, (2 buah) untuk menghormati leluhur - Ingkung Ayam Jantan, untuk menyampaikan keselamatan bersama, - Rujak Degan untuk menghormati Sunan Kalijaga, - Lauk pauk, sebagai pelengkap sesaji - Empon�empon atau tukon pasar, untuk menghormati Wali Sanga - Rokok putih, untuk menghormati yang menunggu sendang Setelah siap, seluruh rangkaian sesaji dibawa oleh setiap kepala keluarga ke sendang untuk didoakan (kenduri) yang dipimpin oleh Rois. Juru Kunci dan Panembahan bertugas untuk membakar kemenyan. Selama kenduri berlangsung, kaum perempuan mengikuti rangkaian upacara dari luar pagar. Selesai kenduri, para penduduk makan sesaji bersama, dan juga yang membawa pulang sebagai ngalap berkah. Rangkaian terakhir adalah hiburan kesenian yang berupa Jathilan atau Jaran Kepang. Terkadang acara ini juga diisi Tayuban sebagai penutup seluruh rangkaian upacara adat Ngrapyak Sendang.
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
No. Registrasi | : | 20132010003692 |
Nama Karya Budaya | : | Tradisi Ngrapyak Sendang |
Provinsi | : | DI Yogyakarta |
Domain | : | Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan |
Kategori | : | Upacara/Ritus |
-Untuk persiapan upacara ngrapyak sendang disiapkan bamboo untuk krapyak yaitu bamboo putih atau pring apus. Biasanya bamboo tersebut disiapkan sebulan sebelum upacara, yang harinya ditentukan pahing. Selanjutnya tiga hari sebelum prosesi upacara dilaksanakan warga secara bergotong royong membuat pagar yang berbentuk bulat. -Penyelenggaraan upacara ngrapyak sendang merupakan ungkapan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pemberian air dan terimakasih melalui dhanyang penunggu sendang RA Ambar Wungu yang telah menjaga air sendang dengan setia, Sendang air ini merupakan sumber utama kehidupan warga setempat, mohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui Raden Bagus Damarjati danyang penunggu pundhen Paroman, memohon agar air sendang terus lancer dapat lebih untuk memenuhi kebutuhan air penduduk -Pelaksanaan Jumat Kliwon, tanggal dan bulan tidak ditentukan, karena upacara ini diadakan apaabila pagar rusak -Sesaji untuk ngrapyak sendang yaitu: -tumpeng alus, tumpeng robyong, nasi golong sejodho 2 buah sebagai lambing yang menurunkan manusia, golong 4 buah melambangkan arah 4 mata angin, golong panter 1 buah, melambangkan satu tujuan hidup, hidup rukun, ambeng 2 buah untuk menghormati leluhur yang sudah meninggal, ingkung ayam jabntan untuk memohon keselamatan bersama, rujak defan untuk menghormati Sunan Kalijaga, lauk-pauk sebagai pelengkap sesaji, empon-empon atau tukon pasar untuk meuja Wali Sanga, rokok putih untuk memuja yang ?menunggu? sendang . -Setelah siap sesaji dibawa oleh setiap kepala keluarga ke sendang untuk dikendurikan yang dipimpin oleh Rois sedangkan juru kunci atau disebut panembahan yang membakar kemenyan. Kenduri diikuti khusus kaum lelaki , sedang wanita mengikuti upaca di luar sendang. Selesai kenduri para peserta makan sesaji bersama, ada pula yang dibawa pulang untuk ngalap berkah. -Acara terahkir adalah kesenian seperti jathilan atau jaran kepang, atau tayuban yang dilaksanakan sesudah pemasangan krapyak dan kenduri selesai.
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 14 Desember 2019 - 15:15:35 |