Upacara tradisional ini dilakukan di dukuh Wonosobo, kelurahan Banjarejo Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Upacara ini merupakan upacara adat menangkap ikan di kedhung Caron, pantai pulai Drini. Upacara ini dinamakan Ngalangi karena dalam menangkap ikat dilakukan dengan cara mencegah atau menghalang-halangi ikan. Adapu caranya yaitu dengan memasang gawar atau wawar. Kata ngalangi juga dapat berarti minta bantuan tenaga kerja. Hal ini disebabkan desa Banjarejo pada jaman kademangan diperintah oleh seorang demang yang bernama Demang Layu. Demang ini membutuhkan ikan yang erasal dari kedhung Caron. Kemudian Demang memerintahkan kepada rakyatkany untuk mencari ikan. Hasil tangkapan ikan itu diserahkan kepada Demang Layu. Kerja bakti gotong royong mrncari ikan ini ternnyata turun temurun dilakukan sebagai naluri leluhur. Sehari sebelum upacara ngalangi dilaksanakan terlebih dahulu diadakan tahap pemasangan gawar atau wawar, namun pada pagi hanrinya sebelum dilaksanakan pemasangan gawar ada kegiatan mencari sepuh sebagai bahan yang dapat memabukkan ikan atau mematikan ikan. Pada tahap pelaksanaan upacara ini dimulai sejak mempersiapkan perlengkapan sesaji oleh tiga kunci dan kemudia pemberangkatan perlengkapan sesaji tersebut oleh ketiga kunci dari dukuh Wonosobo I, Melikan, dan Jambu ke kedhung Caron pantai Pulau Drini sampai kemudian dilaksanakannya penangkapan ikan.