Saparan Ki Ageng Wonolelo
-
Aktif
Trah Ki Ageng Wonolelo
-
50
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sleman
Ngemplak
Wedomartani
Dusun Pondok, Wonolelo Jalan -
-
-
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
-
Tidak Ada
Tiap Kamis Pahing bulan Sapar sebelum purnama
Pondok Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak
-
Milik Sendiri
Sedang
-
Milik Sendiri
Sedang
2001 - 3000
Masyarakat
Ki Ageng Wonolelo
Mengenang kembali leluhur mereka, terutama keturunan Ki Ageng Wonolelo. Disamping itu, mereka juga mengenang jasa Ki Ageng Wonolelo sebagai penyebar agama Islam, khususnya di Pondok Wonolelo. Masyarakat juga memohon berkat dari Yang Maha Agung agar masyarakat Pondok Wonolelo dan keturunan Ki Ageng Wonolelo dijauhkan dari segala macam gangguan gaib yang sekiranya mendatangkan petaka bagi masyarakat.
Silaturahmi keturunan Ki Ageng Wonolelo dan juga masyarakat Wonolelo.
Upacara Saparan Wonolelo seluruhnya diselenggarakan oleh keturunan Ki Ageng Wonolelo di Pedukuhan Pondok Wonolelo, akan tetapi pusat penyelenggaraan upacara dilakukan di dua tempat, yaitu di rumah kepala desa Widadamartani (yang kebetulan juga keturunan Ki Ageng Wonolelo) di Pondok Wonolelo, dan tempat yang kedua yaitu di kompleks makam Ki Ageng Wonolelo. Di lokasi pertama, yaitu di tempat tinggal Kepala Desa Widadamartani sebagai tempat penyimpanan salah satu pusaka Ki Ageng Wonolelo, yaitu Kyai Gondhil yang dikenakan Ki Ageng Wonolelo pada waktu babad alas Wonolelo, dipersiapkan barisan yang akan mengarak pusaka Ki Ageng Wonolelo menuju ke makam. Kemudian dipersiapkan pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo, yaitu Kyai Gondhil, Kopyah, AI-Qur'an, dan Cupu (potongan mustaka masjid). Masing-masing pusaka ini dimasukkan ke dalam joli-joli yang telah disiapkan pula sebelumnya. Joli-joli yang berisi pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo ini masing-masing dipikul oleh empat orang laki-laki yang kesemuanya mengenakan pakaian peranakan, seperti abdi dalem Kraton Yogyakarta. Sekitar pukul 17.00 WIB, diberangkatkan arak-arakan pembawa pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo dari rumah Kepala Desa Widadamartani menuju ke makam. Jarak tempuh kedua lokasi itu adalah kurang lebih 1,5 KM. Sesampainya di kompleks makam, iring-iringan berjalan pelan memasuki halaman makam dan terus menuju ke makam Ki Ageng Wonolelo. Yang masuk adalah barisan putri domas, sedangkan barisan prajurit tidak masuk tetapi hanya duduk bersimpuh di luar bangunan (cungkup) makam. Setelah barisan prajurit pengiring mendekati makam disusul barisan pembawa joli-joli berisi pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo. Pusaka-pusaka ini selanjutnya disemayamkan di dekat makam. Pusaka yang pertama kali dimasukkan ke dekat makam adalah Kyai Gondhil, kemudian Kopyah, disusul Kitab Suci Al Qur'an, dan terakhir Cupu. Pihak yang berkewajiban menerima pusaka dari pimpinan rombongan pembawa pusaka adalah Juru Kunci makam Ki Ageng Wonolelo. Upacara dimulai dengan pembacaan riwayat singkat Ki Ageng Wonolelo oleh salah seorang kerabat keturunan Ki Ageng Wonolelo. Setelah pembacaan itu selesai, dilakukan dengan upacara tabur bunga atau nyekar di makam Ki Ageng Wonolelo dan Nyi Ageng Wonolelo. Tabur bunga ini dilakukan oleh semua kerabat keturunan Ki Ageng Wonolelo yang kemudian disusul oleh para peziarah lainnya secara bergantian. Puncak acara Saparan Pondok Wonolelo ini adalah pembagian kue apem kepada para peziarah atau kepada siapa saja yang minta apem tersebut. Pembagian apem ini dilakukan setelah pusaka-pusaka tadi dibawa kembali ke rumah Kepala Desa Widadamartani oleh barisan pengarak pusaka. Dengan dikembalikannya pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo ke tempat semula dan dengan berakhirnya pembagian apem, maka secara prinsip berakhir pula seluruh rangkaian Upacara Saparan Wonolelo. Selanjutnya diadakan wungon (tidak tidur) sampai saat subuh tiba, baik oleh trah Ki Ageng Wonolelo maupun para peziarah lainnya.
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
No. Registrasi | : | 20112010002076 |
Nama Karya Budaya | : | Upacara Adat Saparan Wonolelo |
Provinsi | : | DI Yogyakarta |
Domain | : | Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan |
Kategori | : | Upacara/Ritus |
Upacara di Wonolelo dinamakan Saparan karena dilaksanakan pada setiap bulan Sapar. Adapun tujuan dari Upacara Saparan tersebut adalah untuk mengenang kembali jasa dan kebesaran Ki Ageng Wonolelo sebagai penyebar Agama Islam yang berhasil khususnya di Wonolelo. Selain itu juga untuk mohon perlindungan dan barokah agar masyarakat Wonolelo dan anak turun Ki Ageng Wonolelo dijauhkan dari segala macam ganggaun gaib yang sekiranya mendatangkan petaka.
Sejarah singkat upacara adat Saparan Wonolelo adalah sebagai berikut Ki Ageng Wonolelo tokoh leluhur dan cikal bakal penduduk desa yang merupakan tokoh keturunan Kerajaan Brawijaya. Beliau menjadi prajurit Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung. Karena ketangguhannya beliau pernah diutus membawa prajurit Mataram ke Palembang untuk menaklukkan kerajaan Palembang. Pondok Wonolelo yang didirikan oleh Ki Ageng Wonolelo merupakan salah satu pusat penyebaran Islam di Yogyakarta bagian utara. Dinamakan upacara adat Saparan Wonolelo karena dilaksanakan setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya. Adapun nama Wonolelo berkaitan dengan tokoh masyarakat yang dipercaya sebagai cikal-bakal di desa tersebut, yaitu Ki Ageng Wonolelo. Upacara adat ini bertempat di Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Upacara adat Saparan Wonolelo dilaksanakan setiap tahun pada hari Kamis Paing bulan Sapar sebelum bulan purnama. Kalau hari itu jatuh pada hari sesudah bulan purnama, maka upacara dilaksanakan pada hari Kamis minggu pertama bulan Sapar. Upacara adat Saparan ini bertujuan untuk menghormati ketokohan Ki Ageng Wonolelo. Di masa sekarang upacara ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi anak cucu keturunan Ki Ageng Wonolelo.
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 14 November 2018 - 23:20:03 |