Upacara Adat

Rasulan Desa Wukirsari


General

Rasulan Desa Wukirsari

-

Aktif

-

-

25

-

-

Penetapan WBTB
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

-

-

-

Nasional

-

-

-

Internasional

-

-

-

Penghargaan
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

-

-

-

Nasional

-

-

-

Lokasi

Bantul

Imogiri

Wukirsari

Dusun Cengkehan Jalan -

-

-

-

Keterangan Lain

-

-

Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

-

Tidak Ada

sesudah bulan purnama, sedang harinya berubah-ubah, biasanya pasaran Legi atau Wage

Masjid Giriloyo

-

Milik Sendiri

Sedang

-

Milik Sendiri

Sedang

< 1000

Masyarakat

Kanjeng Pangeran Juminah yang merupakan Bapa Paman Sultan Agung dan Kanjeng Sultan Cirebon

Mengenang dan menghormati Kanjeng Pangeran Juminah yang merupakan Bapa Paman Sultan Agung dan Kanjeng Sultan Cirebon yang oleh penduduk dikenal sebagai penyebar agama Islam. Upacara ini juga mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Yang Maha Agung. Mereka merasa bahwa sang pencipta telah memberikan hasil panen yang cukup melimpah pada para petani selama satu tahun. Di samping itu, masyarakat dusun Cengkehan juga berharap agar panen-panen yang akan datang jauh lebih baik dari tahun kemarin. Mereka juga berharap agar dijauhkan dari godaan-godaan yang bisa menggagalkan panennya.

Memupuk kebersamaan, meningkatkan tali silaturahmi di antara warga masyarakat dan mengelola kelestarian lingkungan desa.

Meskipun suasana Islami sangat mewarnai aktivitas upacara, namun juga tidak meninggalkan unsur-unsur sesaji meskipun sesaji yang bertentangan dengan agama mulai ditinggalkan. Di samping sesaji masih ditambah lagi dengan gunungan yang disediakan oleh warga RT masing-masing. Gunungan ini terbuat dari hasil bumi warga setempat berupa buah-buahan. Sebelum puncak acara dimulai, diadakan berbagai kegiatan antara lain salawatan, rodat dan maulud. Kegiatan kesenian ini, selain menggunakan alat musik, juga dilengkapi dengan penari, jumlah personil kira-kira 20-30 orang. Di dalam kesenian tersebut selain merupakan hiburan tetapi juga ada bagian-bagian yang dianggap sakral. Maulud dan rodat dianggap sebagai bagian yang sakral karena tembang yang dilantunkan berisi puji-pujian yang mengagungkan nama Allah dan kebesaran Nabi Muhammad Saw khususnya sejarah Nabi. Penari dalam kesenian ini dinamakan ledek. Tempat penampilan penari dibedakan, rodat dibangsal Majid, Maulud di serambi masjid. Kesenian itu tampil secara bergantian. Maulud ini merupakan kesenian yang dianggap suci, sedangkan slawat dianggap hiburan semata. Kadang-kadang dalam salawat diselipkan ajaran Pancasila. Pada pagi harinya diadakan kenduri dengan besekan sambil minum dawet. Ujub kenduri dipimpin oleh seorang rais yang pada pokoknya memohon kepada Tuhan agar segala permohonannya juga diadakan tahlilan. Setelah acara pokok selesai, maka warga setempat mendapat nasi kenduri dalam besek lengkap dengan lauk-pauknya. Sisa dari makanan pesta dibagikan kepada fakir miskin.

Gambar/ Video
GAMBAR

Tidak ada gambar.


VIDEO

Tidak ada video.

Keterangan Tambahan

-

Tahun Data : 2019
Terakhir Update : 23 September 2011 - 20:20:17