Serat Kaklempakan Warna-Warni
-
Ada
W.296/C.62
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Widya Budaya Kraton Yogyakarta
Yogyakarta
Kraton
Panembahan
-
-
Dusun Jalan
-
Naskah ditulis dalam bahasa Jawa berhuruf Jawa, dengan bentuk Mocopat setebal 172 halaman.
Naskah memuat beberapa teks, sebagai berikut:
1. Serat Asthabrangta (vii-viii), I-31. Pelajaran moral-didaktik dalam kerangka cerita wayang. Setelah kekalahan Rahwana saudaranya Wibisana memerintah di Ngalengka sebagai Prabu Gunawan Hamungguh; Prabu Ramawijaya mengajarinya dalam delapan citra keprabuan (astha brata). Delapan crita ini dihubungkan dengan sifat delapan dewa yang diuraikan dalam sebuah “buku” karangan Rama yang diberikannya kepada Gunawan. “Buku” tersebut dalam cerita ini ditemukan pada naskah h.16-31, disertai lukisan mewah dalam gaya wayang, berwarna polychrome dan prada emas, mengambarkan masing-masing dari delapan dewa. Bandingkan. W.295 yang konon ditulis oleh Pakualam II, yang berisi bagian yang mirip perihal dewa-dewa sebagai penjelmaan dari delapan kebajikan raja.
2. Serat Rengganing Sastra Lan Paugeraning Sastra (32-36). Contoh-contoh seluruh aksara Jawa, dan kemudian hubungan angka dengan huruf-huruf kelender,dlsb.
3. Serat Paringkahing Padewan (37-54). Berbagai pelajaran moral (dihubungkan dengan tokokh-tokoh wayang) dalam puisi macapat dengan tafsiran dalam prosa.
4. Serat Séwaka (54-67). Sajak moral-didaktik dalam puisi macapat. Menurut Poerbatjaraka (1952:102), teks asli bertarikh 1697, tetapi di sini disebutkan tahun 1846, yaitu tahun penyalinan. Mungkin dikarang oleh R.Ng Yasadipura I/II (lihat Pigeaud 1967-70 [I]:108-109). Berisi uraian tentang pelayanan di sitana, tingkah yang pantas, dlsb.
5. Serat Nitinnegari (67-75). Disebutkan sebagai karya Yudanegara (?). Sejak didaktik dalam puisi mecapat tentang tingkah yang pantas keadilam dalam negara, tata negara, dlsb.
6. Serat Nitisruti (75-102). Konon ditulis oleh Pangeran Karanggayam, bujangga dalem pada masa Pajang. Bertarikh 1612. Sajak didaktik tentang perilaku yang baik dalam hubungan kerajaan dan sebagainya. Teks mempergunakan banyak istilah kawi dengan keterangan-keterangan “Jarwa”, juga dalam puisi.
7. Serat Nitipraja (102-116). Menurut Poerbatjaraka dkk, teks ini ditulis pada tahun 1641 (1952:100-102). Sajak didaktik bertembang macapat menjelaskan tingkah yang pantas dalam hubungan negara dlsb.
8. Serat Suryangalam (116-142). Teks prosa tentang hukum, yang konon ditulis oleh Senapati jimbun (Raden Patah) dari Demak sekitar akhir abad ke-15. Lihat Pigeaud 1967-70 (I):308-310
9. Serat Anngering Negari (142-165). Buku hukum dalam pusi macapat menegnai perselisihan antara Suktan Yogyakarta, Susuhunan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran pada masa pasca-Giyanti dan pasca Salatiga
Tidak ada gambar.
Tidak ada video.
-
Tahun Data | : | 2019 |
Terakhir Update | : | 20 November 2013 - 10:42:37 |