Cerita Rakyat / Tradisi Lisan

Rara Mendut


General

Rara Mendut

-

-

Penetapan WBTB
Kabupaten

-

-

-

Provinsi

-

-

-

Nasional

-

-

-

Internasional

-

-

-

Daerah Asal Cerita

Sleman

Berbah

Sendangtirto

-

Dusun Gandu Jalan

Daerah Asal Cerita

Rara Mendut, Kyai Ragawangsa, Raden Kumuda, Kyai Jiwanala, Adipati Pragola, Sultan Agung, Tumenggung Wiraguna, Pranacitra.

Babad Pati terbitan Departemen P dan K tahun 1980 menyebutkan bahwa Rara Mendut adalah putra Kyai Ragawangsa, seorang abdi di Kadipaten Pati. Dalam babad ini diceritakan bahwa Rara Mendut demikian cantik dan seksi sehingga sangat banyak lelaki yang tergila-gila kepadanya. Dalam babad ini juga diceritakan bahwa Rara Mendut menikah dengan Raden Kumuda, putra Kyai Jiwanala. Jiwanala juga seorang abdi di Kadipaten Pati, sama seperti Kyai Ragawangsa. Dalam novel karya almarhum YB. Mangunwijaya yang berjudul Rara Mendut, tokoh Rara Mendut disebutkan sebagai anak yang berasal dari pantai (Telukcikal). Mula-mula ia diambil oleh Adipati Pragola (II) untuk dijadikan selir. Pada saat pertempuran Kadipaten Pati melawan Mataram dengan kemenangan di pihak Mataram, Rara Mendut dirampas dan dibawa ke Mataram oleh panglima perangnya, Tumenggung Wiraguna. Oleh Sultan Agung, Rara Mendut dihadiahkan kepada Tumenggung Wiraguna. Rara Mendut menolak cinta Tumenggung Wiraguna. Tekanan-tekanan yang dilakukan Tumenggung Wiraguna kepadanya tidak mampu melunakkan hati Rara Mendut. Tekanan yang antara lain berupa kewajiban menyetor pajak kepada Tumenggung Wiraguna dapat dibayar oleh Rara Mendut dengan baik, sekalipun pembayaran pajak itu dilakukan Rara Mendut dengan cara menjual puntung-puntung rokok hasil hisapannya. Suatu saat Rara Mendut bertemu dengan Pranacitra yang kemudian menautkan mereka dalam ikatan cinta. Pranacitra mengabdikan diri ke Wiragunan agar dapat berdekatan dengan Rara Mendut. Mereka pun akhirnya dapat melarikan diri dari istana Wiragunan. Hal ini menimbulkan rasa terhina dan malu yang luar biasa pada diri Tumenggung Wiraguna. Dalam pandangan YB. Mangunwijaya keterhinaan Tumenggung Wiraguna bukan hanya pada masalah perebutan wanita. Akan tetapi wanita (dalam hal ini Rara Mendut) dan Pranacitra adalah lambang perlawanan wilayah Pantai Utara Jawa yang harus ditaklukkan. Pranacitra pun sangat menyadari kemarahan Tumenggung Wiraguna. Oleh karena ia sangat mencintai Rara Mendut, ia pun sanggup untuk menebusnya dengan apa saja termasuk dengan nyawanya. Akhirnya, kedua sejoli itu pun menemui ajalnya di ujung keris Tumenggung Wiraguna setelah sebelumnya terlibat perkelahian sengit dengan Tumenggung Wiraguna. Demikian kisah Rara Mendut versi novel YB. Mangunwijaya.

Gambar/ Video
GAMBAR

Tidak ada gambar.


VIDEO

Tidak ada video.

Keterangan Tambahan

-

Tahun Data : 2019
Terakhir Update : 17 Desember 2019 - 09:50:20