Pada tahun 1956 Berita Antara melaporkan bahwa harga bahan makanan di Gunung Kidul sangat tinggi, hal itu karena persediaan bahan makanan telah habis. Harga gaplek naik seratus persen menjadi Rp. 100 perkuintal, dan beras mencapai Rp. 420 perkuintal. Dilaporkan juga bahwa banyak orang yang kemudian mengkonsumsi “kabluk” yakni tepung gaplek yang tidak ada gizinya. Penyakit HO / Hongerodeem juga melanda daerah Gunung Kidul.