Pada masa pendudukan Jepang, romusa menjadi memori kolektif masyarakat. Pengerahan tenaga kerja untuk membangun kepentingan militer atau mendukung perekonomian Jepang dilakukan dengan mengambil tenaga-tenaga dari kampung dan desa-desa. Di Yogyakarta tempat-tempat yang dijadikan tempat kerja para romusa antara lain di lapangan terbang Maguwo, di daerah Kaliurang, juga di Bantul. Selain itu para romusa dari Yogyakarta ada banyak yang dikirim ke luar Jawa bahkan ke luar Indonesia. Sultan HB IX untuk menghindarkan para kawulanya dari romusa Jepang, beliau kemudian mengusulkan kepada Jepang agar membuat aliran air yang dapat dipakai untuk mengairi sawah-sawah sekitar. Ide briliant tersebut disambut positif oleh Jepang sehingga banyak romusa dari Yogyakarta yang terlibat dalam pembuatan saluran air atau Selokan Mataram.