Selama masa pendudukan Belanda di daerah Kembang Arum pernah terjadi bentrokan antara pasukan RI dengan pasukan Belanda. Bentrokan yang pertama terjadi karena pasukan RI (tentara Brigade 151, Tentara Pelajar) dan juga masyarakat setempat melakukan penghadangan terhadap patroli Belanda. Daerah Kembang Arum, Donokerto termasuk wilayah Sleman Tengah yang sering dilalui patroli Belanda dari Beran, Sleman, Medari menuju ke daerah Pakem, Kaliurang. Penghadangan tersebut dilakukan pada siang hari, pasukan Belanda yang bersenjata lebih modern terpaksa mundur karena mendapat serangan mendadak dari para gerilyawan. Dalam peristiwa tembak menembak dalam penghadangan patroli Belanda di sebelah utara Kembang Arum itu menyebabkan seorang pasukan Belanda tewas. Belanda kemudian melancarkan aksi pembersihan di daerah Donokerto dan sekitarnya sehingga menyebabkan beberapa orang warga desa meninggal, dan rumah-rumah penduduk dibakar. Kemarahan warga Kembang Arum kemudian dilampiaskan dengan membunuh seorang anak Belanda yang tinggal di bekas pabrik tembakau. Peristiwa itu kemudian menyulut kemarahan Belanda dan kemudian Belanda melakukan aksi pembersihan di daerah Kembang Arum dan sekitar selama sehari penuh. Penduduk yang tidak sempat melarikan diri dan hanya bersembunyi di parit ? parit menjadi sasaran tembak Belanda. Masyarakat sekitar menyebut peristiwa itu dengan sebutan "serangan Jumat Kliwon".