Kabupaten |
: |
Yogyakarta |
Kecamatan |
: |
- |
Kelurahan |
: |
(tidak diinput) |
Jatuhnya Ibukota Yogyakarta secara mendadak ke tangan Belanda dapaat mempengaruhi perjuangan rakyat dan kepercayaan rakyat terhadap kekuatan bersenjata RI. Oleh karena itu TNI kemudian mengadakan konsolidasi kekuatan. Tanggal 26 Desember 1948 dikeluarkan perintah untuk serangan balasan yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 1948. Serangan tersebut diharapkan di samping untuk mengembalikan kepercayaan rakyat yang pasti adalah mengganggu dan merusak konsentrasi Belanda. Tanggal 29 Desember 1948 pasukan RI mulai bergerak masuk kota sesuai dengan titik penyerangan masing-masing. Penyerangan dilakukan serentak dari segala arah. Pasukan RI di samping masuk kota juga ditempatkan dipinggir kota untuk menyerang pos Belanda. Pukul 21.00 tembakan tanda penyerangan berbunyi dan pasukan gerilya RI mulai menyerang pos Belanda di sekitar Kantor Pos Pusat, Gondokusuman, Patuk, Secodiningratan, Ngabean, Pakudiningratan, Pengok dan lainnya. Pasukan Belanda membalas dengan tembakan yang gencar dan penyerangan tersebut berakhir pada pukul 04.00. Pasukan gerilya RI kembali ke pos masing-masing.
Perlawanan gerilya dalam Kota Yogyakarta di koordinasikan oleh SWK 101 di bawah pimpinan Kapten Marsudi.
Serangan Umum serupa dilakukan lagi tanggal 9 Januari dan 4 Februari, namun hasilnya tidak begitu memiliki dampak yang luas. Baru kemudian pada serangan tanggal 1 Maret 1949, dampak nya cukup luas bahkan sampai pada dunia internasional.